Sukses

KSAD: Jiwa Korsa Tak Harus Serang dan Membunuh

Pramono menjelaskan, anggota TNI perlu mendapatkan pendalaman mengenai arti dari jiwa korsa yang sebenarnya.

Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Pramono Edhie Wibowo, menyatakan semangat kebersamaan dan kesetiaan kepada rekan dalam satu korps memang perlu ditunjukkan anggota TNI.

"Namun, apa yang dilakukan oleh 11 anggota TNI-Kopassus yang menyerang Lapas Cebongan dan membunuh 4 tahanan itu merupakan penerapan jiwa korsa yang salah," kata Pramono Edhie di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Selasa (9/4/2013).

Pramono menjelaskan, anggota TNI perlu mendapatkan pendalaman mengenai arti dari jiwa korsa yang sebenarnya. Apalagi Indonesia mempunyai hukum yang akan mengadili siapa yang bersalah.

"Jika memang ingin menunjukkan jiwa korsa, tidak harus menyerang dan membunuh. Jelas apapun yang dikatakan para prajurit tentang rasa kesetiakawanan itu salah. Jiwa korsa yang salah. Negara ini adalah negara hukum, jadi aturan yang akan mengadili siapa saja yang berbuat salah dan melanggar aturan-aturan tersebut," jelas Pram.

Penyerangan Lapas Sleman terjadi pada Sabtu 23 Maret sekitar pukul 00.30 WIB. Pelaku diketahui membawa senjata dan mencari 4 tersangka yang ditahan akibat kasus pengeroyokan anggota Kopassus Sertu Santoso hingga tewas. 4 Tahanan itu tewas dengan luka tembakan, yakni Dicky Sahetapy, Dedi, Aldi, dan Johan. (Ary)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.