Sukses

Survei: SBY Jadi Ketum, Elektabilitas Demokrat Naik 1%

Ini terjadi setelah Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Ketua Umum Demokrat. INES menilai langkah SBY mengisi jabatan Ketum sebagai hal yang positif.

Rilis Indonesia Network Elections Survey (INES) memaparkan adanya kenaikan elektabilitas Partai Demokrat dari 8,4 persen menjadi 9 persen. Ini terjadi setelah Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Ketua Umum Demokrat. INES menilai langkah SBY mengisi jabatan Ketum sebagai hal yang positif.

"Ada hubungan yang positif terhadap elektabilitas PD terhadap langkah SBY untuk mengambil alih semua tugas dan wewenang Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum PD," kata Direktur INES, Sacawisatra, di Jakarta, Minggu (7/4/2013).

Walau ada peningkatan, Sacawisatra tetap menilai elektabilitas Partai Demokrat tetap jauh menurun dibandingkan perolehan suara pada pemilu 2009. Meski kinerja pemerintah SBY tidak terlalu jelek. "Ini terjadi karena banyak kader Partai Demokrat yang terlibat kasus korupsi," kata dia.

Peningkatan elektabilitas juga ditanggapi positif oleh politisi Demokrat Ruhut Sitompul yang hadir pada rilis INES. "Survei dilakukan 18-30 Maret, saat malam 30 Maret Pak SBY memutuskan ambil alih jabatan Ketum. Nah, di situ terbukti elektabilitas Demokrat naik 1 persen," ujar Ruhut.

Selain Demokrat, partai besutan Megawati Soekarnoputri juga mengalami kenaikan elektabilitas. PDI Perjuangan naik elektabilitasnya dari 17,4 persen menjadi 18,5 persen karena PDI Perjuangan mampu membuktikan kinerja partai melalui konsolidasi. "Walaupun PDIP sangat sedikit melakukan iklan di TV maupun media cetak," kata Sacawisatra.

Di sisi lain, ada pula partai yang mengalami penurunan elektabilitas yakni Partai Golkar. Golkar mengalami penurunan dibanding hasil survei Oktober tahun lalu, yakni dari 22,1 persen menjadi 19,7 persen.

Penurunan lantaran beberapa kader Golkar menjadi tersangka korupsi, seperti Gubernur Riau Rusli Zaenal yang merupakan tersangka kasus korupsi proyek PON Riau. Selain itu, tuduhan Nazarudin terhadap petinggi Golkar yang terlibat kasus korupsi Simulator SIM.

"Ada indikasi kuat kader Partai Golkar terlibat korupsi pengadaan Al Quran, serta belum diselesaikannya ganti rugi Lapindo oleh perusahaan Abu Rizal Bakrie," terangnya.

Survei ini menggunakan metodologi populasi survei dengan jumlah responden enam ribu orang, margin error sebesar 2,5 persen dan tingkat kepercayaan 98 persen. Survei dilakukan dalam kurun waktu 18-30 Maret 2013. (Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini