Sukses

VIDEO: Kasus Anak Pemerkosa Akibat Lemahnya Pengawasan Orang Tua

Lemahnya pengawasan orang tua yang memberikan fasilitas canggih seperti smartphone dan internet akan berdampak buruk pada masa depan anak.

Tertunduk lesu, menatap suramnya masa depan, 5 Bocah yang rata-rata berumur 11 tahun ini harus mendekam di kantor polisi di Gowa, Sulawesi Selatan.

Kelima bocah ingusan itu harus merasakan pahitnya berurusan dengan hukum akibat melakukan perbuatan pidana yang dilakukan orang dewasa, yakni pemerkosaan terhadap temannya sendiri yang masih di bawah umur.

Kepada petugas, mereka mengaku melakukannya di gudang masjid, tidak jauh dari sekolah. Perbuatan biadab mereka terinspirasi video porno yang kerap mereka tonton melalui telepon genggam. Selama pemeriksaan, kelima bocah ini ditempatkan di asrama dinas sosial di Makassar. Lembaga Perlindungan Anak Makassar juga mendatangi kelima bocah itu.

"Selain melalui handphone, mereka juga mengaku sering melihat video porno melalui internet," kata Ketua LPA Gowa Hasnawati usai menemui 5 bocah yang menjadi tersangka pemerkosaan di bawah umur.

Enggan kecolongan lagi, pihak SD di Gowa melakukan razia dengan menggeledah seluruh tas para siswa untuk mencari telepon genggam. Mereka memeriksa isi handphone para siswa yang dikhawatirkan menyimpan video porno.

Di tengah kemajuan teknologi seperti ini, penggunaan telepon genggam memang tampaknya sudah menjadi kebutuhan anak-anak. Siswa SD di Jakarta, Wahdi, mengaku telepon genggam atau smartphone merupakan kebutuhan sehari-hari.

"Untuk telpon, sms, chatting, browsing dan nonton situs video You Tube," ujar Wahdi.

Walau orang tua merasa was-was dengan penggunaan telepon genggam. Namun, mereka juga merasakan keuntungan kemudahan berkomunikasi dengan anak.

Praktisi pendidikan Arief Rachman meminta agar orang tua yang memberikan fasilitas teknologi komunikasi canggih seperti smartphone maupun internet tetap waspada.

"Orang tua jangan lengah. Tetap harus memperhatikan anak-anak mereka menggunakan fasilitas seperti handphone. Sebaiknya anak-anak dibiasakan sejak dini hal-hal yang baik," tegas Arief.

Setiap menit di dunia diproduksi sekitar 30 ribu lembar konten porno yang dengan mudah diakses melalui internet. Termasuk oleh anak-anak. Selain itu, games-games porno, komik, bahkan tontonan orang dewasa yang berbau porno juga sudah merasuki pikiran anak-anak.

Upaya blokir yang dilakukan pemerintah masih kerap bisa ditembus sehingga selalu saja ada konten porno yang dengan mudah diakses.

Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) orang tua merupakan pihak yang paling bertanggungjawab untuk melindungi dan mendidik anak dari pornografi.

"Orang tua harus ikut bertanggung jawab mengawasi dan melindungi anak dari konten porno. Karena, jika pengawasan lemah maka anak-anak akan menjadi korban. Dan orang tua juga harus mempertanggungjawabkannya juga," ujar Ihsan.(Adi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini