Sukses

Pertempuran Kian Sengit, Anggota GAM Bertahap Menyerah

Pasukan TNI-Polri yang tengah mengawal truk bantuan makanan diserang GAM di kawasan Blang Badeh, Jeumpa, Bireun. Enam anggota GAM, satu di antaranya gubernur GAM wilayah Sabang menyerahkan diri.

Liputan6.com, Bireun: Memasuki hari ke-11 operasi militer, kontak senjata antara pasukan TNI dan Gerakan Aceh Merdeka masih terus terjadi di beberapa wilayah di Nanggroe Aceh Darussalam. Baku tembak pun berlangsung di Desa Blang Badeh, Jeumpa, Bireun, Kamis (29/5) siang tadi. Peristiwa ini terjadi ketika pasukan gabungan TNI-Polri yang tengah mengawal truk pengangkut bantuan makanan melintas di kawasan tersebut. Tak ada korban jiwa dalam baku tembak ini.

Serentetan tembakan yang berasal dari sebuah hutan menghentikan konvoi kendaraan. Pasukan TNI-Polri pun langsung membalas tembakan tersebut. Bahkan, sejumlah anggota TNI-Polri berusaha mengejar lebih dekat ke arah tembakan tersebut. Setelah itu anggota GAM masuk ke dalam hutan.

Seiring dengan semakin sengitnya perlawanan GAM, TNI kembali mengirimkan pasukan bantuannya. Sekitar 433 anggota Batalyon Infanteri 642 Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat, tiba di Pelabuhan Krung Batee, Aceh Utara. Pasukan yang rencananya akan ditempatkan di beberapa daerah di Aceh Barat ini diterima Wakil Panglima Komando Operasi TNI Brigadir Jenderal Marinir Safzen Nurdin. Pada kesempatan ini, Safzen mengatakan untuk memperkuat dan melancarkan operasi terpadu di Aceh akan dikirim lagi sekitar tiga hingga empat batalyon [baca: TNI: Tiga Bulan Lagi Kekuatan GAM Berkurang].

Penyerangan TNI ke basis-basis GAM pun cukup membuahkan hasil. Di antaranya secara bertahap anggota GAM terus menyerahkan diri. Tadi siang dilaporkan sebanyak enam anggota GAM juga menyerahkan diri kepada aparat keamanan di Aceh Besar, Aceh Barat, dan Kabupaten Bireun. Empat di antarnya yakni Abdul Mutolib yang tercatat sebagai Gubernur GAM wilayah Sabang, Panglima Sagoe wilayah Natali Teungku Nazaruddin bin Rasi, Hasan Basri bin Juned yang diketahui selaku pencari dana buat GAM, serta Ashari bin Nugeng, anggota satuan tugas GAM.

Hingga memasuki hari ke-11 ini, jumlah korban jiwa dari GAM pun terus bertambah. Pihak TNI mengklaim puluhan anggota separatis ditangkap dan sebagian lagi tewas dalam kontak senjata. Menurut data yang diperoleh SCTV, enam orang tewas dan 19 anggota GAM menyerah di Aceh Besar. Di Pidie, Aceh Utara, 14 orang GAM tewas dan empat ditangkap [baca: Seorang Lagi Anggota GAM Menyerah]. Sedangkan di Bireun, sebanyak 18 orang GAM tewas dalam baku tembak, dua orang menyerah, dan satu menyerah. TNI pun menembak mati sekitar 12 orang GAM di Aceh Utara, dan tujuh orang menyerah, serta tujuh lainnya ditangkap. Di Aceh Timur, tujuh anggota separatis tewas dalam pertempuran dan dua orang berhasil ditahan.

Pasukan TNI yang bertugas di Aceh Tengah telah menembak mati tiga orang anggota GAM. Sementara di kawasan G. Lues dan Barat Daya seorang pendukung GAM mati ditembak. Di Aceh Jaya, dua anggota GAM terbunuh dalam kontak senjata dengan TNI dan satu lainnya ditangkap. Sebanyak 12 orang GAM terpaksa harus meregang nyawa setelah baku tembak dengan TNI di wilayah Aceh Barat. Di Aceh Selatan, sebanyak sembilan anggota GAM mati tertembus peluru TNI, lima orang menyerahkan diri, dan satu ditahan. Anggota GAM yang mati, menyerah, dan ditahan mencapai 136 orang [baca: Selama Perang, 68 Anggota GAM Ditembak Mati]. Tak hanya itu, TNI pun menyita sekitar 33 senjata dari berbagai jenis dan ukuran.(DEN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini