Sukses

TNI: Tiga Bulan Lagi Kekuatan GAM Berkurang

Kasum TNI Letjen Djamari Chaniago menyatakan bahwa GAM semakin terdesak dan kekuatan mereka bakal berkurang dalam tiga bulan. Kapolri menjamin tak ada sweeping secara sembarangan di Aceh.

Liputan6.com, Lhokseumawe: TNI kian menekan dan memburu anggota Gerakan Aceh Merdeka di berbagai wilayah Nanggroe Aceh Darussalam. Bahkan, Operasi Pemulihan Keamanan yang digelar TNI mulai dapat memisahkan warga sipil dengan kelompok separatis bersenjata tersebut. Strategi ini membuat GAM semakin terdesak dan diharapkan dalam tiga bulan mendatang kekuatan mereka di seluruh Tanah Rencong dapat dikurangi. Tekad ini disampaikan Kepala Staf Umum TNI Letnan Jenderal Djamari Chaniago saat mengunjungi kesiapan pasukan di Lhokseumawe, Aceh Utara, Rabu (28/5).

Lebih lanjut Kasum TNI mengatakan: &quotBerdasarkan perhitungan waktu, saat Operasi Militer dimulai, kami [TNI] mengancang-ancang kira-kira setengah dari waktu enam bulan untuk memisahkan rakyat dengan GAM. Tetapi saya punya keyakinan akan lebih cepat dari rencana semula. Semua sangat tergantung pada kepercayaan masyarakat kepada pemerintah&quot. Setelah berhasil memisahkan GAM dengan rakyat sipil, Djamari mengungkapkan, TNI bakal menggiring GAM ke daerah yang diinginkan atau mendesak ke arah yang dihendaki kelompok separatis itu.

Tahapan terakhir, menurut Djamari, TNI bertekad menghancurkan strategi gerilya yang dilancarkan GAM. Apalagi, berdasarkan informasi intelijen, kekuatan GAM bukan lagi terpusat di kampung-kampung. Dengan kata lain, GAM sudah terpecah-pecah dan berada di hutan-hutan.

Optimistis Kasum TNI tak jauh berbeda dengan kesimpulan Rapat Koordinasi Bidang Politik Keamanan di Jakarta, kemarin [baca: Pemerintah: Operasi Terpadu Sesuai Target]. Selain menyimpulkan Operasi Terpadu di Aceh sudah tepat sasaran, pemerintah dan TNI bertekad memisahkan anggota GAM dengan masyarakat sipil dalam tempo dua bulan dari rencana semula enam bulan. Sedangkan Panglima TNI Endriartono berkeyakinan dapat segera menguasai kantong-kantong pertahanan gerakan separatis tersebut.

Meski TNI menerapkan strategi pemisahan penduduk dengan kelompok separatis, Kepala Polri Jenderal Polisi Da`i Bachtiar menjamin tak akan ada sweeping atau razia secara sembarangan terhadap warga sipil di Serambi Mekah. Itulah sebabnya, Kapolri meminta masyarakat Aceh tak perlu takut menjalankan kegiatan sehari-hari. Menurut Kapolri, razia hanya diberlakukan terhadap orang-orang yang dianggap mencurigakan atau melakukan kegiatan yang membantu aktivitas GAM.

Kemarin, berbagai insiden mewarnai hari kesepuluh penerapan Darurat Militer di Aceh. Di Kabupaten Pidie, misalnya. Pasukan gabungan TNI/Polri yang menumpang tiga truk militer mengepung Desa Tanjung Putek, Kecamatan Geulumpang Minyak. Mereka mendapat kabar bahwa 10 anggota GAM sedang rapat. Pengepungan pun dilakukan dari tiga penjuru yang membentuk lingkaran. Meski sempat terjadi tembak-menembak, kesepuluh anggota separatis bersenjata itu akhirnya lolos [baca: Seorang Panglima Sagoe GAM Dibekuk di Medan].

Menurut pihak TNI, para anggota GAM itu menggelar rapat yang merencanakan penyerbuan markas kepolisian sektor dan komano daerah militer setempat. Dalam baku tembak itu, pasukan gabungan TNI/Polri sempat menembak seseorang. Namun, orang yang tidak disebutkan namanya itu kemudian dilepaskan karena tak terbukti sebagai anggota GAM.

Sementara di Kabupaten Aceh Barat, jajaran Komando Resor Militer 012 Teuku Umar, Meulaboh, melaporkan hasil sitaan berupa 40 pucuk senjata api milik GAM. Senjata sitaan tersebut dikumpulkan sejak Juli hingga November 2002. Sedangkan jumlah senjata yang disita sejak diberlakukannya Darurat Militer dilaporkan sebanyak tujuh pucuk.

Ketujuh pucuk senjata itu antara lain senapan laras panjang jenis AK-47, M-16, dan pistol, serta 42 butir peluru. Sementara sejumlah anggota GAM pemilik senjata itu masih ditahan di Markas Korem 012 Teuku Umar. Senjata-senjata ini diduga dipasok melalui jalur laut menuju kawasan Alur Siron dan Kuala Tripa. Sedangkan yang lewat darat melalui wilayah Arongan Lambale, Kawai-16, dan daerah Jeram.

Komandan Korem 012 Teuku Umar Kolonel TNI Gerhaan mengatakan, senjata-senjata itu sebagai bukti bahwa anggota GAM memang kerap melakukan kekerasan terhadap warga sipil dan TNI. Selain senjata, menurut Gerhaan, jajarannya juga menemukan alat laminating dan mesin tik milik GAM. Kedua alat ini diduga dipakai kelompok separatis itu untuk mengganti identitas mereka. Caranya, mereka merampas kartu tanda penduduk milik warga yang kemudian diubah identitasnya.

Kemarin petang, jenazah Prajurit Dua Purwanto tiba di Bandar Udara Adi Sumarmo, Solo, Jawa Tengah. Kemudian, Komandan Danrem 074 Warastratama Surakarta Kolonel Sarining Setyo Utomo memimpin upacara penerimaan jenazah anggota Satuan 81 Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat Cijantung, Jakarta Timur. Siang ini, Prada Purwanto akan dikuburkan di Taman Makam Pahlawan Astana Manggala Sragen, Jateng [baca: Bantuan Bahan Makanan buat Aceh Mulai Dibongkar].

Almarhum Purwanto bertugas di Aceh sejak enam bulan silam. Ia bergabung dengan Batalyon Srigunting Satu Satuan Tugas Mobil Satu. Menurut Komandan Grup II Kopassus Klandangan Munjangan, Purwanto tewas setelah terkena ranjau yang dipasang GAM. Saat itu, ia tengah menyisir Desa Darussalam, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara. Purwanto yang masih lajang ini adalah anak bungsu pasangan almarhum Harso Diono dan Fatimah yang berkediaman di Desa Sambirejo, Sragen [baca: Penumbangan Tiang Listrik di Aceh Masih Terjadi].(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.