Sukses

TB Hasanuddin Endus Kejanggalan Kasus Penyerangan LP Sleman

Lelaki yang mengaku dekat dengan KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo ini menduga kasus ini terjadi juga karena kelemahan pihak kepolisian.

Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin mengapresiasi pengakuan TNI AD mengenai keterlibatan anggotanya sebagai penyerang Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Namun, Tubagus mengendus adanya kejanggalan dalam kasus ini.

"Tapi juga saya melihat ada kejanggalan. Pertama menyangkut HAM, karena mengapa tersangka yang menjadi korban itu telah diambil haknya. Dan kenapa tidak diberikan perlindungan?" kata Tubagus kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (5/4/2013).

Lelaki yang mengaku dekat dengan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo ini menduga kasus ini terjadi juga karena kelemahan pihak kepolisian. "Iya, karena pertamanya itu para korban ditahan di Polres, lalu dipindahkan ke Polda, dan dari Polda dipindah ke Lapas Cebongan," ujar Tubagus.

"Dan saya dapat informasi bahwa kemungkinan takut ada serangan sama seperti di OKU. Dan kemudian Kalapasnya sudah berkoordinasi dengan TNI. Itu kan curiga saya," imbuhnya.

Untuk itu, Tubagus meminta Komnas HAM untuk turut andil dalam penyelidikan kasus ini. Khususnya, mengenai pemindahan yang dilakukan kepolisian terhadap keempat tahanan yang menjadi korban penembakan kelompok penyerang itu.

"Mengapa kemudian untuk pemindahan tersangka, kok TNI dilibatkan. Jadi itu harus diusut oleh Komnas HAM seolah-olah ada pembiaran yang di tempat lapas itu. Jadi Komnas HAM harus bersikap dan mengusut kenapa itu tahanan dipindahkan dari polres, polda, dan ke lapas cebongan," pungkas Tubagus.

Sebelumnya, Ketua Tim Investigasi Brigjen TNI Unggul Kawistoro Yudhoyono membeberkan, kelompok penyerang itu terdiri dari 11 orang yang merupakan anggota TNI AD dari Grup II Kopassus Kartosuro.

Kelompok penyerang bersenjata api memasuki Lapas Cebongan, Sleman, terjadi pada Sabtu dini hari, 23 Maret lalu. Mereka kemudian mencari 4 tersangka kasus pembunuhan anggota Kopassus Serka Heru Santoso.

Setelah menemukan sel tahanan keempatnya, para penyerang ini pun membunuh mereka. Empat korban yang dihabisi nyawanya di dalam sel itu, yakni Dicky Sahetapy, Dedi, Aldi, dan Johan. (Ndy)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.