Sukses

Komisi I DPR Hargai TNI Lawan Impunitas Kasus Lapas Sleman

Terungkapnya identitas para penembak di Lapas Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, adalah langkah maju yang selama ini ditunggu-tunggu.

Terungkapnya identitas para penembak di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, adalah langkah maju yang selama ini ditunggu-tunggu. Keadilan pun diharapkan bisa tercapai.

"Tindakan tegas pimpinan TNI-AD melawan impunitas, adalah sebuah lompatan jauh yang membawa kita lebih dekat pada keadilan," ujar anggota Komisi I DPR Nurul Arifin melalui pesan singkatnya di Jakarta, Kamis (4/4/2013).

Menurut politisi Golkar itu, terkuaknya kasus ini adalah kemenangan bersama. Sebab supremasi hukum ditegakkan kembali. "Saya mengapresiasi kebijakan pimpinan TNI-AD untuk tidak melindungi prajuritnya," kata Nurul.

Sehingga, ucap Nurul, selanjutnya adalah pastikan akan ada pengadilan yang transparan terhadap para pelaku agar dapat mengungkap kebenaran, keadilan, dan pelajaran dari peristiwa ini.

"Saya meminta agar Panglima TNI melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pembinaan dan pengawasan para prajuritnya. Hendaknya ini menjadi peristiwa terakhir yang kita lihat," tegasnya.

TNI Angkatan Darat (TNI AD) menyatakan pelaku penyerangan Lapas Cebongan, memang dilakukan anggotanya. Tim investigasi telah mendapat pengakuan dari para penyerang itu.

"Secara ksatria dan dilandasi kejujuran tinggi dan tanggung jawab serangan Lapas Cebongan pada 23 Maret pukul 00.15 WIB diakui, dilakukan oleh oknum anggota TNI AD," kata Ketua Tim Investigasi TNI Brigjen TNI Unggul Kawistoro Yudhoyono.

"Dalam hal ini Grup 2 Kopassus Kartosuro yang mengakibatkan terbunuhnya 4 tersangka dalam lapas," lanjut Wakil Kepala Pusat Detasemen Polisi Militer TNI ini.

Dia mengatakan, pengakuan itu dibuat para anggota TNI yang melakukan penyerangan sejak hari pertama tim investigasi bekerja. "Telah mengakui perbuatannya sejak hari pertama melakukan penyelidikan, sejak 29 Maret 2013," tutur Unggul.

Penyerangan di Lapas Cebongan terjadi pada Sabtu 23 Maret dini hari. Para penyerang bersenjata itu mencari 4 tersangka kasus pembunuhan anggota Kopassus Serka Santoso. Empat tahanan itu langsung dieksekusi mati di dalam tahanan.

Motif pelaku adalah balas dendam karena atasan mereka Serka Heru Santoso tewas dibunuh 4 tahanan yang akhirnya menjadi korban penyerangan. Para pelaku langsung tergerak begitu mendengar kabar atasan mereka dibunuh sekelompok preman di wilayah Yogyakarta.

Tidak hanya itu. Hubungan antara mendiang Serka Heru Santoso dengan para pelaku penyerang Lapas Cebongan bukan sekadar atasan dan bawahan. "Tapi juga pernah berjasa menyelamatkan pelaku pada saat melaksanakan tugas operasi," jelas Unggul.

4 Tahanan yang membunuh Serka Heru Santoso itu juga diketahui pernah menyerang mantan anggota Kopassus Sertu Sriyono. Unggul menegaskan, penyerangan Lapas Cebongan juga dilatarbelakangi pembacokan Sertu Sriyono.

"Sertu Sriyono mantan anggota Kopassus yang juga rekan se-angkatan pelaku pada saat latihan komando," kata Unggul. 11 anggota Kopassus ini akan diproses di Pusat Polisi Militer TNI AD.(Ais)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.