Sukses

Kronologi Penyerangan Lapas Sleman Versi Pelaku

3 Buah senjata AK-47, 1 pistol, termasuk 2 senjata replika digunakan. 3 Unit mobil juga dipakai untuk melakukan aksi.

9 Anggota Grup II Kopassus Kandang Menjangan Kartosuro, Jawa Tengah, mengaku menyerang Lembaga Pemasyarakatan IIB Cebongan, Sleman, DIY yang menewaskan 4 tahanan pembunuh anggota Kopassus Serka Heru Santoso. 3 Buah senjata AK-47, 1 pistol, termasuk 2 senjata replika digunakan. 3 Unit mobil juga dipakai untuk melakukan aksi.

3 pelaku rela turun gunung dari tempat latihan demi membalas kematian atas langsung mereka, Serka Heru Santoso. "Beberapa sedang latihan di Gunung Lawu," kata Ketua tim investigasi TNI Angkatan Darat, Brigjen TNI Unggul K Yudoyono di Kartika Media Center, Jakarta Pusat, Kamis (4/4/2013).

Kejadian ini bermula saat anggota Kopassus yang tengah berlatih di Gunung Lawu mendengar kejadian pembunuhan sadis yang dilakukan sekelompok preman. Pembunuhan itu menewaskan atasan mereka Serka Heru Santoso. Pelaku pembunuh disebut juga merupakan orang yang sama saat membacok mantan anggota Kopassus rekan satu angkatan mereka, Sertu Sriyanto.

3 Personel Kopassus turun gunung. Mereka langsung mengajak sejumlah anggota lain untuk mendatangi Lapas Cebongan mencari pelaku pembunuhan atasannya itu. Mereka mendengar ada anggota dikeroyok dan dibunuh secara biadab. "Karena jiwa rasa korsa mereka reaksi dan mengajak temanya ada 11 orang. Ini atas jiwa korsa tinggi. Apalagi proses penganiyaan begitu tinggi dan biadab," kata Unggul.

Sebanyak 9 orang berangkat dari Gunung Lawu menggunakan dua kendaraan, Avanza biru dan Suzuki APV hitam. Sementara 2 orang lainnya justru berusaha mencegah perbuatan para pelaku. 2 Orang yang berusaha mencegah ini mengejar iring-iringan dengan menggunakan Daihatsu Feroza. 1 Orang pelaku merupakan eksekutor berinisial U. 9 Orang lainnya berpangkat bintara dan tamtama.

"Namun karena pergerakan pelaku sangat cepat, 2 orang yang berusaha mencegah tidak berhasil mengejarnya," kata Unggul. Dari hasil investigasi, tindakan ini belum mengarah pada tindakan perencanaan. "Yang kami temui baru reaksi yang begitu tinggi," imbuhnya.

Lalu, bagaimana para pelaku mengetahui 4 tahanan Polda Jawa Tengah itu dipindah ke Lapas Cebongan? Menurut dia, para pelaku tidak sengaja mendapat informasi pemindahan tahanan.

"Di jalan mendengar dari orang, bahwa ada pengawalan mobil ketat bergerak ke Cebongan. Jadi tak ada info yang disampaikan resmi. Ini kebetulan, masyarakat ditanya di jalan," beber Unggul.

Lalu, para pelaku menuju Cebongan. Hari sudah malam. Para pelaku menggedor gerbang Lapas. Mereka menunjukkan surat bon tahanan. Belakangan diketahui, surat bon tahanan itu palsu. "Itu cuma mob (gertakan) pelaku. Supaya dibukakan pintu," kata Unggul.

Penyerangan pun terjadi. Semua kamera CCTV diambil. Kemudian dibakar, dirusak dan dibuang ke Bengawan Solo. 4 Tahanan pembunuh Serka Heru Santoso tewas karena jiwa korsa yang bukan pada tempatnya.

"Namun diakui, bahwa penerapan jiwa korsa dalam bentuk serangan ke Lapas Cebongan adalah penerapan jiwa korsa yang tidak tepat," kata Unggul yang juga Wakil Komandan Pusat Polisi Militer TNI AD. (Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.