Sukses

Giliran Panglima Muda GAM Pulau Nasi Menyerah

Teungku Asrizal dan pengikutnya dibawa ke Banda Aceh dengan perahu motor milik GAM yang disita TNI. Sepekan Darurat Militer, 377 sekolah dibakar dan 37 kecamatan tak berfungsi.

Liputan6.com, Banda Aceh: Perang TNI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) memasuki hari ketujuh. Tepat seminggu atau Ahad (25/5) ini, mantan Panglima Muda Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Wilayah Pulau Nasi, Aceh Besar, Teungku Asrizal dan 13 pengikutnya dibawa ke Banda Aceh. Asrizal yang ditangkap oleh TNI kemarin, digelandang dengan dua perahu motor milik GAM yang disita TNI.

TNI juga menyita sebuah senjata M-16 dan AK 56. Menurut Asrizal, senjata tersebut milik Kepala Kepolisian Daerah GAM Wilayah Pulau Nasi, Saeful Bahri, dan milik Komandan Operasi GAM Wilayah Pulau Nasi, Ashari. Militer Indonesia juga membawa ratusan amunisi, magasin, kompas, dan peralatan untuk merakit bom.

Pulau Nasi dikenal sebagai kamp pelatihan militer kelompok yang ingin agar Aceh lepas dari Negara Kesatuan RI itu. Selama pengepungan di pulau yang berjarak 30 kilometer dari Banda Aceh tersebut, TNI telah menahan beberapa petinggi GAM, di antaranya, Teungku Hasan yang dibekuk Jumat silam [baca: Panglima GAM Wilayah Nasi Ditangkap].

Sementara itu, unsur Penguasa Darurat Militer Daerah Nanggroe Aceh Darussalam yakni Polri, TNI dan Pemerintah Daerah NAD menggelar jumpa pers di Markas Kodam Iskandar Muda, Banda Aceh, tadi siang. Pada kesempatan itu, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Sjafrie Sjamsuddin mengatakan selama sepekan Darurat Militer, tercatat 66 anggota GAM tewas dan 16 ditawan. Dua serdadu TNI gugur dan 12 orang terluka.

Sjafrie menjelaskan, selama tiga hari terakhir, Operasi Terpadu masih berjalan sesuai rencana. Pemda NAD menambahkan, hingga hari ini, sudah 377 sekolah yang dibakar. Sementara 37 dari 215 kecamatan di Serambi Mekah ternyata tidak berfungsi. Karena itu, pemerintah setempat akan segera mengganti camat-camat tersebut. Posisi mereka akan diisi oleh purnawirawan TNI dan Polri.

Dijelaskan pula, angkutan umum penumpang dan barang dari Aceh ke Medan, Sumatra Utara, dan sebaliknya akan beroperasi lagi, besok. [Baca: Pasokan BBM di Aceh Mulai Tersendat]. Sebanyak 35 truk pengangkut akan bergerak dari Medan ke Aceh dan 25 truk dari Aceh akan melaju ke Medan. Armada ini bakal beroperasi dalam pengawalan ketat TNI dan Polri.

Pemerintah pusat juga sudah menyiapkan alternatif lain jika rencana di atas tak berjalan mulus. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Jusuf Kalla, tadi pagi, mengatakan, andai transportasi darat masih rawan, pemerintah akan mengangkut truk-truk barang tersebut dengan kapal Roro [roll-on rool-off]. Transportasi laun ini bakal siap dalam tempo kurang dari sepuluh hari.

Memang Bumi Rencong tak pernah sepi dari kontak senjata sejak pemberlakuan Darurat Militer. Begitu juga dengan pembakaran sekolah. Di Aceh Utara, perang tersebut sama-sama memakan korban. Prajurit Kepala TNI Mursidi tewas dalam kontak senjata di Kampung Sidomulyo, Desa Alue Papen, Aceh Utara. Sedangkan dua anggota GAM tewas dalam saat baku tembak dengan TNI tadi pagi [baca: Dua Pemuda GAM Tewas Ditembak].

Kontak senjata juga pecah di Desa Sinebok, Kecamatan Bendahara, Kabupaten Aceh Tamiang. Sedangkan di Aceh Singkil, seorang anggota Brigade Mobil dan seorang warga terluka parah dalam kontak senjata yang terjadi di Desa Geluambung. Warga di Kabupaten Aceh Timur juga menemukan sesosok mayat korban tembakan senjata api. Hari ini, pembakaran gedung sekolah kembali terjadi di Desa Simpang Empat, Kecamatan Rantau Selamat dan Kecamatan Bayen.(TNA/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.