Sukses

Mahfud MD Siap Capres, Golkar Menyambut

Mahfud menyatakan, baru kali ini bisa blak-blakan terkait Pilpres 2014. Karena saat ini mantan politisi PKB itu sudah menanggalkan toga Hakim Konstitusinya.

Mahfud MD akhirnya buka suara mengenai kansnya maju dalam Pemilihan Presiden 2014. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai calon presiden.

"Kalau rakyat mempercayai, sebagai seorang warga negara yang baik maka saya tidak akan menolak kepercayaan tersebut," kata Mahfud MD di Jakarta, Selasa (2/4/2013).

Mahfud menyatakan, baru kali ini bisa blak-blakan terkait Pilpres 2014. Karena saat ini mantan politisi PKB itu sudah menanggalkan toga Hakim Konstitusinya.

"Itu tidak saya ungkap demi kode etik saya sebagai hakim yang tidak boleh bicara politik yang memproyeksikan dirinya sendiri. Takutnya begitu saya memutus sesuatu, nanti diduga bermuatan politik," ujarnya.

Mahfud menceritakan, awal mulanya namanya muncul sebagai salah satu calon presiden pada 2010. "Ketika itu MK, tanpa maksud promosi mau ungkap fakta dengan benar, terkait kasus Bibit-Chandra mau menyetel rekaman Anggodo. Saat itu situasi agak gawat," kenangnya.

Sejak saat itulah, lanjut Mahfud, namanya muncul menjadi calon presiden. "Lama sesudah itu, saya masuk kandidat capres, tapi nama saya di bawah. Lalu bulan Juni 2011, Kompas memberitakan hasil survei, nama saya sudah ada di tengah. Taruhlah 15 besar, saya masuk 15 besar, sudah ada di tengah," paparnya.

Akibat survei tersebut, Mahfud pun mengaku sering mendapat banyak pertanyaan terkait namanya masuk bursa capres. Walau demikian, niatnya maju belum ada. "Saat itu saya sadar tidak mudah jadi presiden. Masa memutus satu perkara bisa jadi presiden. Modal presiden itu besar," pungkasnya.

Setelah itu, Mahfud mengungkapkan kalau dirinya dibanjiri banyak sekali dukungan, mulai dari tokoh masyarakat sampai masyarakat biasa. "Waktu itu saya rem bilang tidak mau, makin hari makin berkembang," ujarnya.

Namun, survei yang menyatakan dia sebagai calon presiden terus mengalir. "Lalu survei terakhir itu akhirnya, saya nyatakan dan saya nyatakan lagi, kalau memang pilihan rakyat ke situ dan itu objektif bukan karena pesanan, pada saatnya saya tidak akan menolak. Walau demikian, saya tidak akan memburu untuk jadi presiden," tutur Mahfud.

"Saya siap sajalah kalau rakyat mau, Tuhan mengizinkan, dan ada endorsement (dukungan) dari parpol," imbuhnya.

Namun, Mahfud sadar, untuk menjadi calon presiden tidaklah mudah. Apalagi mantan Ketua MK itu tidak memiliki kendaraan politik. Mahfud tak mempermasalahkan itu. "Boediono, Wapres kita sekarang, partai apa? Tidak ada tuh," kata Mahfud.

Meski demikian, Mahfud mengakui, sudah banyak partai yang mendekatinya untuk mengusungnya menjadi calon presiden. Tapi untuk memilih partai, Mahfud mengakui memiliki trik sendiri.

"Ya sekarang saya analisis partai-partainya dulu. Pakai SWOT (Strength, Weakness, Oportunity, and Threat) memetakan dulu kekuatan dan kelemahan partai tertentu, peluangnya ke depan bagaimana, kalau ada gunanya kita gunakan, kalau tidak kita cari alternatif lain," jelasnya.

Analisis SWOT tersebut sangat diperlukan Mahfud. Pasalnya, berdasarkan hasil survei yang ia tahu, namanya sudah memiliki tingkat elektabilitas yang cukup berpengaruh. "Bagaimanapun juga dengan tingkat elektabilitas saya sekarang bisa memberi pengaruh juga, jaringan saya pun cukup banyak pula," terangnya.

Walau sudah menyatakan akan maju sebagai capres, Mahfud mengaku takut. "Saya sebenarnya takut juga jadi presiden. Ada banyak persoalan yang harus diselesaikan, dari persoalan disintegrasi, birokrasi yang rusak dan sulit diperbaiki, kenapa banyak orang-orang mau ramai-ramai jadi presiden," paparnya.


Dukungan Mengalir

Pernyataan Mahfud MD yang siap dipinang untuk menjadi calon presiden itu pun langsung mendapat dukungan sejumlah pihak. Termasuk dari Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung.

"Kita lihat memang Prof Mahfud sekarang elektabilitasnya tinggi. Dengan demikian tentu beliau punya peluang untuk menduduki jabatan puncak di negara kita, baik sebagai Presiden atau Wapres," ujar Akbar.

Karena elektabilitas tinggi itu, lanjut Akbar, merupakan salah satu yang diperhatikan oleh partai politik untuk diusung menjadi capres maupun cawapres. Sebab waktu pemilu yang masih panjang, Golkar melihat Mahfud sudah mendapat dukungan kuat dari masyarakat dalam bentuk kiprahnya di MK yang telah dikenal luas. Mahfud juga memiliki elektablitas yang cukup tinggi.

"Ini kan sudah menjadi modal untuk dia mendapat jabatan-jabatan puncak politik baik Presiden dan cawapres," ucapnya.

Akbar menuturkan, Mahfud mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang mumpuni di bidang hukum. Oleh karena itu, Golkar mengapresiasi Mahfud berkaitan dengan tugas-tugas yang pernah diembannya, baik sebagai anggota DPR, menteri, maupun Ketua MK.

"Beliau telah berani mengambil terobosan dalam penegakan hukum. Tentu saja khususnya ketatanegaraan. Harapan kita tentu dengan katakanlah beliau berhenti mengundurkan diri dari MK, kita harapkan dia bisa berkiprah di tempat lain. Sejalan dengan tekadnya komitmen di penegakan hukum dan keadilan," terang Akbar.

Akbar pun langsung menyatakan Mahfud layak menjadi pendamping Aburizal Bakrie. Apalagi Ketua Umum Partai Golkar itu sudah menyatakan akan maju dalam Pilpres 2014.

"Kalau Golkar sudah jelas, posisi capres adalah ARB. Kemudian pada waktunya, Golkar akan mempertimbangkan tokoh-tokoh untuk dipasangkan dengan ARB. Bisa yang berlatarbelakang militer maupun akademisi, seperti Prof Mahfud. Yang lain juga bisa, tentu dilihat dari kecocokannya, chemistry-nya. Dan dilihat dari segi peluangnya, elektabilitasnya. Akankah menambah elektablititas dari capres," ujar Akbar.

Meski demikian, Akbar mengakui, belum ada komunikasi resmi antara Ical dan Mahfud. Namun, sosok Mahfud MD dinilai banyak diharapkan dalam rangka penegakan hukum, pemberantasan korupsi, serta penegakkan keadilan.

Dukungan terhadap Mahfud juga mengalir dari masyarakat. Misalnya saja warga, akademisi, dan aktivis di Serang, Banten, membentuk 'Rumah Sahabat Mahfud'.

"Pak Mahfud bukan hanya sosok yang bersih, tapi kami yakin beliau mampu membersihkan bangsa ini dari praktik-praktik korupsi, kolusi, nepotisme dan lain sebagainya. Integritas Mahfud bukan hanya wacana, tapi sudah beliau buktikan ketika menjadi akademisi, anggota DPR, menteri, dan sebagai Ketua MK," kata koordinator 'Rumah Sahabat Mahfud, M Husen.

Selain itu, masyarakat di Semarang juga membentuk Forum Bintang Sembilan sebagai bentuk dukungan terhadap Mahfud MD.

Bahkan, Forum Bersih-Bersih Indonesia (FBI) yang beranggotakan sejumlah elemen masyarakat menggelar aksi menggalang 10.000 tanda tangan sebagai bentuk dukungan kepada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD untuk maju sebagai calon Presiden 2014.

Penggalangan tanda tangan tersebut dilakukan di depan pagar Benteng Vredeburg pada lembaran spanduk sepanjang 97 meter.


Biografi

Mohammad Mahfud lahir di Sampang, Madura pada 13 Mei 1957. Putra pasangan Mahmodin dan Siti Khadidjah itu adalah anak keempat dari tujuh bersaudara. Ayahnya merupakan pegawai rendahan di kantor Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang.

Sebelum terjun ke dunia politik, Mahfud terkenal sebagai staf pengajar dan Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta yang dilakoninya sejak tahun 1984.

Sebelum menjabat sebagai Hakim Konstitusi, Mahfud menjabat Menteri Pertahanan RI (2000-2001), Menteri Kehakiman dan HAM (2001), Wakil Ketua Umum Dewan Tanfidz DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) (2002-2005), Rektor Universitas Islam Kadiri (2003-2006), anggota Komisi III DPR (2004-2006), anggota Komisi I DPR (2006-2007),  Komisi III DPR (2007-2008).

Pada 1 April 2008, Mahfud MD resmi menggantikan posisi Jimly Asshiddiqie. Mahfud pun kemudian dipilih sebagai Ketua MK hingga 2 periode.

Meski sudah mengenyam segala jabatan, Mahfud sampai saat ini masih aktif mengajar di Universitas Islam Indonesia (UII), UGM, UNS, UI, Unsoed, dan lebih dari 10 Universitas lainnya pada program Pasca Sarjana S2 dan S3. Mata kuliah yang diajarkan adalah Politik Hukum, Hukum Tata Negara, Negara Hukum dan Demokrasi serta pembimbing penulisan tesis dan desertasi. (Ary)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini