Sukses

Danai Sultan Sulu, Datuk Seri 'Pengkhianat' Malaysia Ditahan

Datuk Seri Muhammad Ridhwan Sulaiman dari Al-Ehsan Islamiah charity foundation ditahan Kepolisian Malaysia atas tuduhan mendanai pasukan Kesultanan Sulu Filipina yang bergerilya menyusup Sabah.

Datuk Seri Muhammad Ridhwan Sulaiman, warga negara Malaysia, dari Al-Ehsan Islamiah charity foundation ditahan Kepolisian Malaysia atas tuduhan mendanai pasukan Kesultanan Sulu Filipina yang bergerilya menyusup Sabah. Ridhwan pun kini ditahan di Shah Alam selama 7 hari.

Seperti dilansir media Malaysia The Star, Selasa (2/4/2013), selama masa penahanan, ia akan diinterogasi soal adanya dugaan mendanai Sultan Sulu. Juga untuk mengungkap adanya pihak lain dari Malaysia yang melakukan hal serupa.

Sebelumnya, Wakil Inspektur Jenderal Kepolisian Malaysia Tan Sri Khalid Abu Bakar menyatakan, beberapa orang di Sandakan dan Semporna, Malaysia, telah membiayai pasukan Sulu sebelum bergerak ke Sabah pada 5 Maret 2013 lalu.

"Beberapa orang pengkhianat Malaysia itu telah mengirimkan sejumlah dana kepada pasukan Sulu di Pulau Jolo, Filipina. Mereka semua terancam penjara seumur hidup atau hukuman mati," ungkap Khalid.

Dalam jumpa pers di Kantor Kepolisian Ampang Jaya, Malaysia, Senin 1 April, Ridhwan mengaku telah memberikan sejumlah dana ke Kesultanan Sulu. Dana tersebut dialirkan sebesar RM 8 ribu atau sekitar Rp 25 juta per bulan dari September 2012 hingga Februari 2013.

Akan tetapi tak dijelaskan dana tersebut digunakan untuk apa. Juga tidak ditujukan ke pihak Kesultanan di bawah nahkoda Sulu Jamalul Kiram III. Tapi orang lain yang juga mengaku sebagai pewaris tahta Kesultanan Sulu, yakni Sultan Muedzul Lail Tan Kiram.

"Ridhwan ngaku telah memberikan sejumlah uang kepada pihak yang juga mengklaim sebagai pewaris Kesultanan Sulu, Sultan Muedzul Lail Tan Kiram," tulis The Star.

"Dia (Ridhwan) bilang tidak tahu menahu soal pengiriman pasukan Sulu Jamalul Kiram III," sambung The Star.

Asisten pribadi Ridhwan, Hasbiallah Hakaman, menegaskan, hubungan Ridhwan dengan Muedzul hanya sebatas teman bisnis. Dan dana yang dikeluarkan tersebut tidak dari kantong yayasan, melainkan uang pribadi.

"Kesepakatan bisnis ini terjadi sebelum krisis di Sabah. Dia mulai menghentikan kerja sama setelah penyusupan pasukan Sulu ke Sabah," ungkap Hasbiallah.

Sultan Muedzul-Lail Tan Kiram adalah salah satu dari beberapa sultan yag mengaku sebagai pemimpin yang sah dari keluarga Kiram. Muedzul adalah putra mahkota yang ditunjuk dari Mahakuttah Kiram, sultan terakhir yang dikenal sebelum mangkat.

Meski demikian, Sultan Sulu yang selama ini digembar-gemborkan dalam media adalah Jamalul Kiram III. Dia adalah dalang di balik penyusupan ratusan orang ke Sabah. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.