Sukses

VIDEO: Mendagri: Pilgub Langsung, Bupati Walikota Dipilih DPRD

Perubahan undang-undang disebabkan banyaknya kerusuhan akibat pilkada karena bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Kerusuhan akibat konflik dalam pilkada kembali terulang. Di Palopo, Sulawesi Selatan, ribuan pendukung  pasangan Haidir Basir-Thamrin Jufri memprotes Pilkada Walikota putaran kedua yang dimenangkan pasangan Judas Amir-Akhmad Syarifuddin. Massa menuding banyak kecurangan selama pilkada.

Kantor Partai Golkar, Kantor KPUD, Kantor Kecamatan Warak Timur, gedung Balaikota, kantor koran Palopo Pos, dan kantor Panwaslu rusak dibakar massa.

Menanggapi hal ini, Menteri Dalam Negeri Gamawaan Fauzi mengatakan sedang mengevaluasi banyaknya kerusuhan dalam pilkada. Kementerian yang dipimpinnya berkoordinasi dengan DPR untuk menggodok perubahan undang-undang pemilihan kepala daerah. Rencananya, gubernur dipilih secara langsung, sedangkan walikota dan bupati dipilih DPRD.

"Sedang kami evaluasi bersama DPR, pemilihan gubernur kemungkinan dilakukan secara langsung, sedangkan walikota dan bupati cukup dipilih DPRD. Perubahan disebabkan kerusuhan di Palopo kemarin contohnya. Karena bersentuhan langsung dengan masyarakat, pilkada banyak rusuh," jelas Gamawan di Jakarta, Senin (1/4/2013).

Kerusuhan akibat pilkada juga terjadi di sejumlah daerah bahkan mengakibatkan nyawa melayang. Halaman Gedung Pemkab Mojokerto, Jawa Timur, bak lautan api akibat dibakar massa 21 Mei 2010 lalu. Acara penyampaian visi dan misi calon bupati dan calon wakil bupati setempat berubah menjadi ajang kerusuhan.

Sekelompok massa yang emosi tak bisa masuk ke Gedung DPRD Mojokerto mengamuk. Mobil-mobil yang diparkir menjadi sasaran. 22 Mobil pun rusak parah, 10 di antaranya dibakar massa.

Kerusuhan terkait pilkada juga terjadi di Kabupaten Puncak, Papua. Rumah dan kendaraan menjadi sasaran. sebanyak 17 orang tewas dalam kerusuhan ini.

Di Bangkalan, Madura, kerusuhan akibat pilkada juga terjadi. Massa pendukung calon bupati melempari batu ke arah polisi yang sedang menjaga gedung KPU Bangkalan. Mereka juga merusak fasilitas umum yang berada di sekitar lokasi. Polisi berusaha membubarkan massa dengan gas air mata.(Adi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini