Sukses

'Pengkultusan SBY Tidak Baik untuk Jangka Panjang'

Sejumlah petinggi Demokrat menyebut SBY sebagai sosok yang pas sebagai ketua yang bisa menyelamatkan partai dan mencegah terjadinya perpecahan partai.

Calon Ketua Umum Partai Demokrat mengerucut pada Ketua Majelis Tinggi Partai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sejumlah petinggi menyebut SBY sebagai sosok yang pas sebagai ketua yang bisa menyelamatkan partai dan mencegah terjadinya perpecahan partai.

Namun pengamat politik dari Bali Nyoman Wiratmaja menilai, jika SBY terpilih menjadi ketua umum, hal itu hanya menjadi penyelamat jangka pendek bagi partainya.

"Untuk kepentingan jangka panjang bagi Demokrat, pengkultusan SBY ini berdampak tidak baik. Hal itu tidak bagus bagi kaderisasi dan mematikan figur-figur kader yang berkualitas," ujar Nyoman yang juga akademisi di Universitas Warmadewa, di Denpasar, Sabtu (30/3/2013)..

Nyoman menilai, untuk menjadikan Demokrat sebagai partai politik yang benar-benar berkualitas, maka proses kali ini harus dijadikan proses pembelajaran yang berharga.

"Parpol harusnya dapat menjadi jembatan yang kuat bagi kepentingan rakyat. Dan pekerja-pekerja politik mesti benar-benar kuat untuk melahirkan calon-calon pemimpin yang andal," tutur dia.

Kalau pengkultusan tetap saja mentradisi, sambung dia, maka Demokrat dan juga parpol lain di Tanah Air yang menerapkan sistem serupa mesti bersiap-siap goyah dan hancur ketika yang dikultuskan itu sudah tidak ada lagi.

Jangan Lama

Kalaupun SBY akhirnya menerima dukungan untuk menjadi ketua umum dalam Kongres Luar Biasa, menurut dia, hendaknya proses pemilihan ketua umum melalui jalur kongres normal yang segera digelar.

"Tidak dilaksanakan dengan jeda yang lama. Di tengah kondisi Demokrat yang belum menemukan kader yang menonjol, saya rasa ini langkah tepat," ucap Nyoman.

Di tengah kondisi Demokrat yang dilanda krisis seperti sekarang, lanjut dia, sosok SBY dinilai memiliki kemampuan untuk mengelola konflik dan dapat diterima oleh berbagai kalangan.

"Sistem politik di negara kita memang rata-rata masih menganut bias politik tradisional. Sehingga tidak bisa dihindari adanya pengkultusan individu seperti halnya SBY bagi Partai Demokrat," ujar Nyoman.

Di sisi lain, sambung dia, fenomena politik di Tanah Air, tak jarang pejabat publik yang masih belum bisa melepaskan diri dari kepentingan politik. Akibatnya sudah menjadi pejabat publik, tetapi tetap memegang pimpinan puncak parpol.

"Kondisi demikian sesungguhnya tidak baik bagi partai sendiri dan juga dari sisi kepentingan rakyat," demikian Nyoman, pengamat yang sering menjadi pembicara dalam berbagai seminar politik ini. (Ant/Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.