Sukses

DPR Didesak Bentuk Pansus Penyerangan Lapas Sleman

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay gerah. Ia pun mendesak DPR untuk segera membentuk panitia khusus.

Belum juga ditemukannya pelaku penyerangan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman membuat Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay gerah. Ia pun mendesak DPR untuk segera membentuk panitia khusus.

"Pansus diperlukan, terutama untuk menggali informasi dari petinggi Polri dan TNI. Sebab ada isu saling tuding dalam kasus itu berimplikasi negatif bagi kedua institusi keamanan tersebut," kata Saleh di Jakarta, Sabtu (30/3/2013).

Saleh menilai, walaupun penyelidikan sudah berlangsung sepekan, namun belum ada tanda-tanda identitas para pelaku bakal terungkap. Jika dibiarkan berkepanjangan, maka kasus itu bisa semakin rumit dan melebar ke mana-mana.

Dia juga berharap kasus tersebut tidak sampai menimbulkan kesan lembaga pemasyarakatan di Indonesia tidak aman untuk membina para narapidana.

"Dengan fungsi pengawasannya, DPR bisa membentuk pansus. Kalau berkenaan dengan isu politik, DPR kelihatannya cepat membentuk pansus. Sementara kalau terkait kasus keamanan, DPR kelihatannya tidak begitu bersemangat," tuturnya.

Menurut Saleh, persoalan keamanan sangat penting diperhatikan. Sebab, keamanan merupakan kunci utama dalam membangun tatanan politik. Situasi sosial politik akan sangat terganggu jika keamanan tidak stabil.

Saleh juga mengungkapkan kasus penyerangan ke Lapas Cebongan tidak bisa ditoleransi. Sebab Indonesia adalah negara hukum, sehingga setiap orang yang bersalah harus diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

"Tidak boleh ada penegakan hukum secara bar-barian. Karena itu, siapa pun yang terlibat dalam penyerangan itu harus ditangkap dan diadili," ujarnya.

Apabila kasus tersebut tidak diusut sampai tuntas, jelas Saleh, maka dikhawatirkan kasus-kasus serupa akan kembali terulang. Kalau itu terjadi, maka supremasi hukum akan menjadi tumpul yang berujung pada ketidakstabilan nasional. (Ant/Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini