Sukses

Utang JEDI Belum Gol, Ahok: Bank Dunia Bikin Kesal!

Evaluasi kontrak yang dilakukan Bank Dunia belum rampung karena terkendala beberapa hal, salah satunya BUMN mana yang akan menjadi kontraktor proyek JEDI.

Bank Dunia menawarkan bantuan pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk merealisasikan program Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) sebesar Rp 1,2 triliun. Namun, hingga kini kontrak kerjasama pemberian pinjaman itu masih dalam tahap pra-kualifikasi, belum menemui kesepakatan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menuturkan, evaluasi kontrak yang dilakukan Bank Dunia belum rampung karena terkendala beberapa hal, salah satunya BUMN mana yang akan menjadi kontraktor proyek JEDI. Hal ini menyebabkan surat persetujuan pemberi pinjaman belum bisa dikeluarkan atau No Objection Letter (NOL).

"Belum turun, dia (Bank Dunia) juga belum mau kasih. Makanya orang PU (Dinas Pekerjaan Umum DKI) juga kesal itu. PU kan mengeluh juga. Mereka bilang bisa sampai di bawah 2 tahun. Hanya oke kan? Dia masih minta syarat yang NOL itu loh. Pak Gubernur sudah perintahkan tolak kalau begini caranya," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta, Kamis (28/3/2013).

Sementara menurut Ahok, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak ingin menunda pelaksanaan pengerukan yang menjadi salah satu sasaran program JEDI ini. Walaupun pihak Bank Dunia menyatakan menyetujui jangka waktu pemberian pinjaman menjadi 2 tahun, seperti yang diinginkan Ahok, namun mantan Bupati Belitung Timur itu menyatakan hal tersebut hanya sekadar wacana saja.

Hingga kini, belum ada perkembangan berarti dari proyek JEDI. Oleh karena itu, kemungkinan pembatalan kerjasama masih bisa dilakukan.

"Terus soal lahan, orang kalau di pinggir sungai masih ganti rugi dan untung. Ya, kita enggak bisa dong, beranak pinak lagi tuh rumah. Yang lain lagi, menurut kami menyelesaikan garuk sungai itu di bawah 5 tahun selesai. 2 Tahun saja. Kalau 5 tahun, kita bayar kreditnya lebih panjang," kata Ahok.

"Cuma pinjaman 1-2  tahun saja kok susah banget gitu loh. Kalau gitu caranya kita bilang batalin saja deh. Programnya kita jalankan sendiri saja. Tidak usah pakai uang dari mereka. Kalau World Bank enggak bisa 2 tahun, kita minta batal. Batal bantuannya," cetus Ahok.

Kepala Dinas PU DKI Manggas Rudy Siahaan mengatakan bahwa kontrak kerjasama pemberian pinjaman dari Bank Dunia dengan Pemprov DKI terkait program JEDI masih dalam tahap pra-kualifikasi.

"Kontrak masih dievaluasi oleh World Bank. Kalau untuk DKI, kontrak pelaksanaannya belum ada. Kontrak belum, sekarang sedang proses pra-kualifikasi butuh waktu lama, sementara pemprov ingin kerja cepat," ujar Manggas.

JEDI adalah proyek Bank Dunia yang ditujukan untuk membenahi sistem drainase di Jakarta yang diusung mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo sejak 2008 lalu. Dengan adanya JEDI diharapkan dapat mengurangi dampak banjir tahunan di Jakarta melalui rehabilitasi dan pengerukan floodways, saluran air, dan cekungan retensi.

Tak hanya itu, proyek ini juga mencakup perbaikan sungai, waduk, dan situ di sekitar Jakarta. Sedikitnya 13 sungai akan dikeruk. Waduk maupun situ yang telah dangkal juga akan dikuras.

Anak sungai yang dikerjakan Pemprov DKI yakni Paket 1: Ciliwung Gunung Sahari Drain dan Waduk Melati (Saluran Gresik dan Upper Cideng Drain); Paket 4: Cideng Thamrin Drain (Sub Macro Drain on 5 Roads); Paket 7: Grogol Sekretaris Drain, Jelakeng-Pakin-Kali Besar, dan Krukut Cideng Drain (Krukut Lama Drain). (Ndy)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini