Sukses

Kelaparan, Pasukan Sulu Menyerahkan Diri ke Malaysia

Seorang anggota pasukan Sulu menyerahkan diri ke tentara Malaysia yang tengah berpatroli.

Sekitar 200 anggota pasukan Kesultanan Sulu Filipina menyusup ke Lahad Datu, Sabah, untuk mengklaim wilayah di Kalimantan Utara tersebut sebagai milik mereka.

Jumlah anggota loyalis Sulu menurun drastis dibabat habis militer Malaysia. 116 Orang di antaranya ditangkap. Sisanya diyakini masih bersembunyi di Lahad Datu.

Kini seorang anggota pasukan Sulu menyerahkan diri ke tentara Malaysia yang tengah berpatroli. Ia mengaku tak tahan lagi menahan lapar, karena sudah tidak makan selama lebih dari 2 minggu dalam tempat persembunyian.

"Orang tersebut dalam keadaan yang sangat memprihatinkan. Kelaparan parah dan kurang istirahat," kata Wakil Inspektur Jenderal Kepolisian Malaysia Tan Sri Khalid Abu Bakar, seperti dilansir The Star, Selasa (26/3/2013).

Namun Khalid tak menjelaskan detail identitas anggota Sulu yang tertangkap tersebut. Ia hanya menyatakan, loyalis yang menyerahkan diri tersebut adalah salah satu dari beberapa orang yang diyakini masih bercokol di Sabah.

"42 Dari 116 orang yang kami tangkap sebelumnya telah dibebaskan. 29 Dari 40 jasad Sulu telah kami makamkan di suatu lokasi. Ada 67 orang Sulu yang sudah tewas," ungkap Khalid.

Sebelumnya, Malaysia telah menangkap keponakan Sultan Sulu Jamalul Kiram III, yakni Amirbahar Hushin Kiram (50) beserta istri, Gina Taves Kiram (47).

Pasangan suami istri yang memasok makanan untuk pasukan Sulu itu ditangkap di daerah rawa di Kampung Sri Melor Bugaya, Semporna. Kini keduanya ditahan Malaysia.

Pasukan Sulu Dibayar?

Kepolisian Malaysia mengungkapkan, beberapa orang di Sandakan dan Semporna, Malaysia, telah membiayai pasukan Sulu. Kini, orang-orang tersebut tengah diburu aparat Malaysia.

"Mereka tengah dalam pencarian dan segera ditangkap," ujar Khalid.

Menurut dia, beberapa orang pengkhianat Malaysia itu telah mengirimkan sejumlah dana kepada pasukan Sulu di Pulau Jolo, Filipina. Mereka semua terancam penjara seumur hidup atau hukuman mati.

"Saran saya, berhentilah mereka melakukan hal itu. Kami tak akan ragu untuk menghukum mereka," tegas Khalid. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini