Sukses

Komisi III DPR: Jangan Buru-buru Tuduh TNI Serang Lapas Sleman

Masyarakat diimbau tidak terburu-buru menuding oknum prajurit TNI sebagai otak penyerangan dan penembakan 4 tahanan di Lapas Cebongan, Sleman, DIY.

Masyarakat diimbau tidak terburu-buru menuding oknum prajurit TNI sebagai otak penyerangan dan penembakan 4 tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Komisi III DPR yang membidangi hukum mengaku belum mendapatkan fakta dari insiden itu.

"Karena itu kalau kita terburu-buru mengambil kesimpulan tanpa melihat faktanya di sana, maka akan menyulitkan kita dalam melihat suatu pandangan yang obyektif sesuai dengan hukum dalam kasus tersebut," kata anggota Komisi III DPR Martin Hutabarat di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (26/3/2013).

Usai insiden itu ditemukan barang bukti 31 selongsong peluru kaliber 7,62 milimeter hasil penembakan terhadap 4 tahanan oleh orang tak dikenal. Menurut Martin, TNI setempat membantah senjata atau peluru yang digunakan para prajuritnya untuk menyerang Lapas Cebongan.

"Nah sekarang kan selongsong peluru itu faktanya ada. Tapi kan pihak institusi militer yang ada di sana telah menyatakan tidak ada satu pun senjata organik di sana yang digunakan. Sebab semua senjata itu tersimpan rapi, jadi tidak ada yang digunakan. Dan mereka siap diperiksa setiap saat mengenai senjata organik selongsong peluru dan sebagainya tersebut," papar politisi Partai Gerindra ini.

Penembakan terjadi pada Sabtu 23 Maret dini hari. Sekitar 17 orang bersenjata yang diduga oknum TNI menyerang dan membunuh 4 tahanan di Lapas Cebongan. Empat orang yang tewas itu merupakan tersangka pembunuhan terhadap salah seorang anggota TNI yang terjadi di sebuah cafe bernama Hugo's di Yogyakarta pada Selasa 19 Maret lalu.

Empat tahanan tewas adalah Yohannes Juan Manbait alias Juan, Gameliel Yermiayanto Rohiriwu, Andrianus Candra Gajala alias Dedi, Hendrik Benyamin Sahetapy Engkel alias Diki. Seorang di antara 4 tahanan itu adalah mantan anggota Polri.(Ais)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini