Sukses

Direktur LSN: Elektabilitas PDIP Teratas Karena Jokowi Effect

Elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menempati urutan teratas dalam survei Lembaga Survei Nasional (LSN) Maret 2013.

Elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menempati urutan teratas dalam survei Lembaga Survei Nasional (LSN) Maret 2013. PDIP mendapat 20,5 persen dari 1.230 responden. Artinya, jika pemilu dilaksanakan hari ini, partai berlambang banteng itu menang.

Direktur Eksekutif LSN, Umar S Bakry menyatakan, tingginya elektabilitas PDIP dipengaruhi oleh salah satu kadernya, yakni Joko Widodo alias Jokowi. Gubernur DKI Jakarta tersebut saat ini sudah menjadi simbol baru sosok pemimpin yang dicintai masyarakat.

"Jokowi sudah jadi ikon baru. Saat ini Jokowi jadi buah bibir masyarakat. Itu yang buat PDIP naik," kata Bakry usai jumpa pers di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Minggu (24/3/2013).

Menurut Bakry, Jokowi Effect memang sangat mempengaruhi naiknya elektabilitas PDIP di mata publik. Bahkan, Jokowi Effect mengalahkan Megawati Effect saat ini dalam pengaruh elektabilitas PDIP.

"Ketika kami tanya di antara sejumlah tokoh internal PDIP siapa yang layak, itu paling atas Jokowi. Jaraknya dengan Mega jauh sekali. Tapi kalau soal popularitas, Mega tidak ada lawannya. Karena dia mantan presiden sekaligus anak presiden pertama Indonesia," katanya.

Hasil survei LSN secara lengkap, yakni sebanyak 20,5 persen responden mengaku memilih PDIP; 19,2 persen memilih Golkar; 11,9 persen memilih Gerindra; 6,2 persen memilih Hanura; 5,3 persen memilih NasDem; 4,6 persen memilih PKS; 4,3 persen memilih Demokrat; 4,1 persen memilih PAN; 4,1 persen memilih PKB; 3,4 memilih PPP; 0,3 persen memilih PBB; dan 0,2 PKPI. Sedangkan sebanyak 14,8 persen responden tidak memberi pilihannya.

Survei LSN ini dilakukan pada 1-15 Maret 2013 di 33 provinsi seluruh Indonesia. Populasi dari survei adalah seluruh penduduk Indonesia yang telah memiliki hak pilih dengan jumlah sample 1.230 responden yang diperoleh melalui teknik pencuplikan secara rambang berjenjang atau multistage random sampling.

Margin eror dalam survei ini sebesar 2,8 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara tatap muka kepada responden yang berpedoman pada quisioner. Survei ini juga dilengkapi dengan riset kualitatif melalui wawancara mendalam dan analisis media. (Riz)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini