Sukses

Hanura: Elektabilitas Melonjak Karena Kehadiran Hary Tanoe

Pihak Hanura mengakui melonjaknya elektabilitas partai tersebut tidak terlepas dari masuknya bos MNC Grup, Hary Tanoesoedibjo, sebagai Ketua Dewan Pertimbangan.

Hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) menyatakan Partai Hanura menempati posisi teratas sebagai partai paling bersih dan kadernya tidak tersangkut kasus korupsi. Selain itu, elektabilitas Hanura juga melonjak 0,6 persen dari survei Oktober 2012 dan menempati posisi keempat dengan persentase 6,2 persen.

"Ini secara keseluruhan sangat realistis, bahwa Hanura mendapat kenaikan 0,6 persen dari survei Oktober kemarin," kata Ketua DPP Partai Hanura, Syarifuddin Suding, dalam jumpa pers di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Minggu (24/3/2013).

Suding mengakui, melonjaknya elektabilitas Hanura tidak terlepas dari masuknya bos MNC Grup, Hary Tanoesoedibjo, sebagai Ketua Dewan Pertimbangan. "Kami sadar, Hanura sangat menggeliat dengan kehadiran beberapa tokoh, dimulai dari Hary Tanoe," kata Suding

Dia menilai kehadiran Hary Tanoe dan sejumlah tokoh lain membuat calon legislatif yang mendaftar naik hingga 3 kali lipat. "Animo masyarakat sangat tinggi, di DPP sudah ada 3.000 sampai 4.000 orang yang mendaftar. Apalagi dengan bergabungnya 10 parpol lain ke Hanura," ujar dia.

Terkait penilaian bahwa Hanura partai paling bersih karena tidak terjerat kasus korupsi, Suding menyerahkan pada penilaian dan persepsi publik.

"Korupsi saat ini sudah jadi musuh bersama. Dari semua parpol yang terkena kasus korupsi belum ada memang dikaitkan dengan Hanura. Karenanya dalam survei ini dipersepsikan Hanura sebagai partai bersih. Mudah-mudahan ini bisa kami pertahankan," kata Suding.

Sebelumnya diberitakan, dari hasil survei LSN, jika Pemilu dilaksanakan hari ini, sebanyak 20,5 persen responden mengaku memilih PDIP, 19,2 persen memilih Partai Golkar, 11,9 persen Gerindra, 6,2 persen Hanura, 5,3 persen NasDem, 4,6 persen PKS, 4,3 persen Demokrat, 4,1 persen PAN, 4,1 persen PKB, 3,4 PPP, 0,3 persen PBB, dan 0,2 PKPI. Sedangkan 14,8 persen responden tidak memberikan pilihan.(Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini