Sukses

Pengamat: Trio Parpol Oposisi Akan Kuasai Pemilu 2014

Elektabilitas parpol oposisi, yaitu PDIP, Hanura, Gerindra, mulai melesat naik dan menggeser parpol koalisi pendukung pemerintah.

Elektabilitas partai politik oposisi mulai melesat naik dan menggeser parpol koalisi pendukung pemerintah. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mulai merangsek di atas Partai Golkar. Partai Hanura dan Partai Gerindra juga mulai menyalip parpol berbasis Islam anggota koalisi.

"Jika trend positif ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin Pemilu 2014 akan menjadi panggung kemenangan partai politik oposisi. Terutama trio partai oposisi itu," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional (LSN), Umar S Bakry, dalam jumpa pers di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Minggu (24/3/2013).

Melesatnya elektabilitas trio partai oposisi itu dalam survei terakhir LSN, lanjut Bakry, tidak terlepas dari ketidakpuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Demikian pula dengan sentimen negatif kepada Partai Demokrat bersama partai-partai pendukung koalisi yang kini kian membesar.

Bakry menerangkan, hampir di semua bidang, kinerja pemerintahan SBY memperoleh rapor merah dari publik, yakni nilai D dan E. Hanya di bidang kesehatan dan pendidikan publik memberikan nilai C minus.

"Di lain pihak, imej Partai Demokrat sebagai partai korup semakin menguat di persepsi publik, serta partai-partai koalisi dinilai cenderung antiperubahan dan kurang pro terhadap masalah-masalah riil masyarakat saat ini," kata Bakry.

Dari hasil survei LSN, jika pemilu dilaksanakan hari ini, sebanyak 20,5 persen responden mengaku memilih PDIP, kemudian 19,2 persen memilih Golkar, 11,9 persen memilih Gerindra, 6,2 persen memilih Hanura, 5,3 persen memilih NasDem, 4,6 persen memilih PKS, 4,3 persen memilih Demokrat, 4,1 persen memilih PAN, 4,1 persen memilih PKB, 3,4 memilih PPP, 0,3 persen memilih PBB, dan 0,2 PKPI. Sedangkan sebanyak 14,8 persen responden tidak memberi pilihannya.

"Saat ini trio oposisi itu jadi trio macan. PDIP mengangkangi Partai Golkar, sementara Hanura dan Gerindra mengangkangi Demokrat," jelas Bakry.

Dia menerangkan, faktor yang paling mempengaruhi PDIP dipeercaya menurut responden, karena konsisten memperjuangkan rakyat kecil. Selain itu, ada juga 'Jokowi effect' yang berdampak pada PDIP.

Sementara Hanura dan Gerindra dipercaya publik karena memiliki kader yang loyal, mulai dari pusat sampai daerah. "Hanura dan Gerindra juga cenderung tidak tersentuh kasus hukum, terutama korupsi," kata Bakry.

Survei dilakukan pada 1-15 Maret 2013 di 33 provinsi. Populasi dari survei adalah seluruh penduduk Indonesia yang telah memiliki hak pilih dengan jumlah sample 1.230 responden. Margin error dalam survei ini 2,8 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara tatap muka kepada responden yang berpedoman pada kuisioner.(Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini