Sukses

Isu Kudeta Kepada SBY Dinilai Hanya Imajinasi

Mencuatnya isu kudeta dinilai hanya sebagai imajinasi. Lantas apa dasar pengamat tersebut?

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Nasional Aktivis 98 Adian Napitupulu menilai isu kudeta menjadi sangat serius karena diungkap langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat melawat ke Mesir. Pernyatan itu pun diulang secara tersirat hingga 7 kali dalam rentang waktu tak sampai 1 bulan.

Lalu, kata Adian, beberapa pertanyaan diarahkan ke SBY, apa benar Senin 25 Maret besok terjadi kudeta? Apa ada latihan bersenjata? Apa ada propaganda ilegal yang masif dalam jumlah besar untuk pengkondisian ke arah kudeta? Apa ada barak-barak dibangun? Apa ada serangan-serangan bersenjata sebagai 'open war'?

"Kemudian, apa ada aliran uang dalam jumlah besar untuk membeli senjata api, peluru, granat, dan lainnya? Jika hal itu tak ada, bisa dipastikan kudeta itu hanya imajinasi SBY," ucap dia..

Jika itu imajinasi SBY, lanjut dia, lantas mengapa Presiden memiliki imajinasi tersebut? Karena itu, dia menilai ada dua kemungkinan; pertama, ada ketakutan dalam diri SBY yang membuat tiap hari ia bermimpi, berhalusinasi, berimajinasi seolah ada 'hantu' yang mengejarnya.

"Kalau hal ini jadi penyebab, yang bisa memberi solusi hanyalah psikiater," jelas Adian.

Kemungkinan kedua, lanjut Adian, SBY berimajinasi karena laporan yang masuk kepadanya terus-menerus berisi tentang rencana kudeta. SBY mempercayai laporan itu lantaran tidak datang dari sms atau cleaning service, tapi dari orang-orang kepercayaan yang memiliki akses kuat dan langsung pada sang Presiden.

"Siapa kira-kira yang bisa membuat SBY percaya terhadap laporan itu? Kemungkinan pertama adalah para penasehat SBY. Kemungkinan kedua para staff khusus SBY. Ketiga adalah menteri terkait seperti Menhan dan Menkopolhukham. Keempat adalah instansi terkait; BIN, Kapolri, BAKIN, Panglima TNI," terang inisiator Forum Kota 98 itu.

Adian menegaskan, jika 25 Maret tak ada gerakan yang dapat dikategorikan kudeta, SBY harus segera periksa apa motif laporan itu. Apakah motifnya cari rezeki di akhir jabatan SBY karena konon anggaran bencana kudeta lebih besar dari anggaran bencana alam dan bailout Century.

"Baiknya SBY memberi sanksi tegas pada para pelapor yang sukses 'mengkudeta' citra dan permalukan dirinya sebagai alumnus West Point, Presiden serta panglima tertinggi angkatan bersenjata di hadapan rakyat dan Internasional," pungkas Adian.(Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini