Sukses

Video: Asiknya Berlibur ke Batu Malang Sambil Bermain Rafting

Mengisi hari libur bisa dengan kegiatan apa pun. Jika memiliki waktu luang, berlibur ke Batu dan Malang tentu bisa jadi pilihan.

Mengisi hari libur bisa dengan kegiatan apa pun. Jika memiliki waktu luang, berlibur ke Batu dan Malang tentu bisa jadi pilihan.

Udara sejuk khas Kota Batu menyambut siapa pun yang datang. Kota Batu terletak di kaki Gunung Panderman dengan ketinggian 700 hingga 1.100 meter di atas permukaan laut. Selain menikmati pemandangan gunung nan elok, bisa juga mencoba permainan tubing.

Tubing lebih sering disebut body rafting atau rafting. Olahraga pemicu adrenalin ini menggunakan ban truk yang sudah dimodofikasi untuk menyusuri Sungai Brantas Krekep di Bulukerto, Kota Batu, Jawa Timur. Sebelum melakukan tubing, diwajibkan mengenakan peralatan pengaman, seperti pelampung dan helm.

Untuk menuju ke hulu Sungai Brentas Krekep, diharuskan berjalan kaki sejauh 2 kilometer. Suasana hijau khas pegunungan membuat perjalanan jauh itu tak terasa. Setibanya di hulu, tepatnya di tirai air di bibir bendungan ala Belanda, bisa langsung mencoba tubing. Menggunakan ban truk yang sudah dimodifikasi, bisa mengayuh dan menentukan arah sendiri ke mana akan mengalir.

Begitu sampai terjun ke sungai, 25 jeram sejauh 1,5 kilometer dengan kemiringan 80 derajat sudah menunggu di depan mata. Tubing juga memiliki risiko. Bisa terbalik saat berada di atas ban truk. Jika itu terjadi, biarkan ban truk terlepas dari tubuh agar tak membahayakan.

Selain itu, untuk setiap 2 orang akan ada 3 petugas penyelamat yang mendampingin selama menyusuri sungai. Untuk menikmati tantangan sehebat ini, cukup merogoh kocek Rp 150 ribu per orang.

Asyik dengan tubing, saatnya mengisi perut. Satu buah khas kota ini adalah apel. Tak jauh dari lokasi Tubing, ada kebun apel yang dijadikan lokasi wisata. Cukup Rp 20 ribu bisa memetik apel sendiri dengan harga Rp 10 per kilogramnya.

Memetik tak lengkap rasanya jika tak melihat proses budidaya Apel. Jika berkunjung ke sini, bisa juga melihat proses budidaya apel. Setelah apel berbuah kurang dalam usia 2 tahun, cabang apel dipotong dan diperperlakukan seolah tengah tumbuh di wilayah 4 musim. Pada usia produktif, yakni 25 hingga 30 tahun, apel dapat dipanen setiap 4 hingga 5 bulan.

Berbagai jenis apel pun ada di sini. Mulai dari Anna, Manalagi, Price nobel, hingga room beauty.

Jalan-jalan ke Kota Batu tak lengkap rasanya jika tak melihat langsung sentra pembuatan cobek. Di Desa Junrejo, dapat melihat pengerajin lokal saat membuat cobek. Berbagai pilihan cobek pun bisa dipilih, mulai berbahan dasar batu alam hingga kayu dan batang kelapa.

Dari banyak bahan dasar yang digunakan, paling mudah membuatnya adalah bahan dasar kayu. Hebatnya, kerajinan di sini sudah sampai impor ke Malaysia hingga Amerika. (Don/Frd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini