Sukses

Hindari Politisi Busuk, Parpol Harus Selektif Jaring Caleg

Dalam menjaring calon anggota legislatif, parpol harus selektif dalam memilih caleg. Parpol harus menghindari caleg bermasalah atau busuk.

Proses pencalonan seseorang untuk menjadi calon anggota legislatif (caleg) dalam partai politik dinilai merupakan suatu tahapan yang sangat krusial. Karena dalam proses pencalegan itu akan menghasilkan orang-orang yang akan menyelenggarakan pemerintahan ini.

Karena itu, menurut Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR) Yus Fitriadi, dibutuhkan kecermatan bagi semua pihak, termasuk parpol, KPU, dan masyarakat untuk menghindari lolosnya atau terpilihnya caleg-caleg bermasalah atau caleg busuk untuk duduk di parlemen. Lantaran parpol saat ini tidak hanya mencalegkan kadernya saja, tetapi orang-orang luar yang hanya memiliki popularitas dan uang yang banyak juga ikut dimasukkan dalam daftar caleg.

"Kalau saja parpol ingin kuat dan hasilkan caleg yang memberikan kontribusi besar bagi negeri, maka sosialisasi ke publik juga harus terbuka. Jangan muncul politisi busuk di partai itu. Bagaimana tidak, orangnya pernah dipenjara, daftarnya masih ada. Lalu tersangka masuk jadi caleg, bagaimana itu secara etika? Karena itu masyarakat harus selektif dan kritis terhadap parpol," kata Yus di Gedung KPU, Jakarta, Jumat (22/3/2013).

Dia menyatakan, saat ini setiap parpol tidak punya orientasi yang kuat dalam peran-peran fungsi politiknya. Misalnya pendidikan politik yang lemah dan tidak menyerap aspirasi publik dengan baik dan sesuai dengan keinginan publik.

"Wajar jika pendidikan politik itu tidak jalan, apalagi caleg mendominasi dari pihak luar. Yang penting cuma 2, yaitu popularitas dan uang. Karena itu integritasnya akan sulit dipahami. Yang bisa memiliki integritas dan menjalankan nilai-nilai perjuangan partai itu sebetulnya adalah kader sendiri, tapi parpol kita itu orientasinya hanya pada kekuasaan saja," ucapnya.

"Maka sangat mungkin orang-orang yang tidak punya integritas menjalankan fungsi legislatif akan merusak negeri ini dimasukkan lagi dalam caleg," jelas Yus. (Frd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.