Sukses

VIDEO: Anas Manfaatkan Bangkai Tikus Jadi Pupuk Organik

Dengan pupuk bangkai tikus yang dibuat Anas Tika, 1 hektar sawah bisa menghasilkan 8-12 ton padi dan lebih subur dibandingkan pupuk kimia.

Tikus yang kerap menjadi musuh petani dimanfaatkan warga Anas Tika di Kecamatan Cempa, Pinrang, Sulawesi Selatan, sebagai pupuk organik. 1 Hektar sawah yang diberi pupuk cairan tikus menghasilkan 12 ton padi lebih subur dibandingkan mengandalkan pupuk kimia.

Saat ditemui Tim Liputan 6 SCTV di Pinrang, Rabu (20/3/2013), sawah seluas 1 hektar milik Anas tampak tumbuh subur. Dengan hanya mengandalkan pupuk bangkai tikus, bulir padi milik Anas lebih lebih panjang dibandingkan sawah yang menggunakan pupuk kimia.

Cara membuat pupuk tikus ala Anas itu cukup sederhana. Bangkai tikus dimasukkan ke dalam 3 sumur beton untuk difermentasi. Bangkai tikus kemudian diberi air limbah untuk mempercepat penghancuran. Hasilnya, pupuk cairan dari bangkai tikus itu siap dialirkan ke areal persawahan.

"Dengan pupuk bangkai tikus ini struktur tanah tidak rusak. Hasil panen juga lebih banyak dan sehat dibandingkan menggunakan pupuk kimia," ujar Anas.

Berkat penemuannya ini, Anas digelari professor tikus oleh para petani di desanya. Pupuk alami sudah digunakannya sejak 1998 lalu.

Idenya pupuk alam ini muncul tak sengaja ketika bangkai tikus yang meresahkan warga dibuang Anas di bawah pohon. Tak disangka, bangkai yang hancur malah menyuburkan tanaman. Temuan Anas ini semula dicibir para petani dan tetangga.

Namun, ia berhasil membuktikan hama tikus yang meresahkan justru bisa menjadi pupuk organik ramah lingkungan yang tidak merusak struktur tanah. Ia dan warga pun tak perlu khawatir naiknya harga pupuk di pasaran.

Berkat ketekunannya, Anas yang hanya tamatan SD dinobatkan sebagai Petani Teladan Tingkat Nasional 2012 lalu. Pupuk bangkai tikus ini mampu menggenjot produksi padi 8 hingga 12 ton per hektar. Petani lain hanya menghasilkan gabah maksimal 6 hingga 7 ton per hektar.(Adi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini