Sukses

Sultan Sulu Ancam Perang Gerilya, Malaysia: Kami Tak Gentar!

"Sultan Sulu Jamalul Kiram boleh bilang apa saja, sesuka dia. Kita akan berjuang habis-habisan untuk menggempur kalian pergi dari Sabah," tegas Kepala Kepolisian Sabah Hamza Taib.

Konflik memperebutkan wilayah Sabah antara pemerintah Malaysia dan Kesultanan Sulu Filipina masih memanas. Kedua kubu masih bersikukuh bahwa Sabah yang terletak di Kalimantan Utara itu adalah wilayahnya.

Bahkan, Sultan Sulu Jamalul Kiram III kini mengancam akan melancarkan perang gerilya di Sabah atas sikap Malaysia yang dinilai angkuh dan enggan berdiplomasi menuju perdamaian sengketa.

Meski demikian, Malaysia tak gentar dengan ultimatum Sultan Sulu. Kepala Kepolisian Sabah Datuk Hamza Taib menegaskan pasukannya tidak akan gentar atas peringatan Sultan Sulu.

"Jamalul Kiram boleh bilang apa saja, sesuka dia. Kita akan berjuang habis-habisan untuk menggempur kalian pergi dari Sabah," tegas Hamza, seperti dilansir The Star, Selasa (19/3/2013).

Dijelaskan dia, Malaysia meyakini saat ini masih ada sekitar 50 loyalis bersenjata Sulu yang bercokol di Kampung Tanjung Batu. "Tersisa 50 militan bersenjata di Kampung Tanjung Batu," ucap Hamza.

Hamza juga mengungkap, sebelumnya kontak senjata terakhir terjadi pada Minggu 17 Maret, hari ke-14 operasi penyisiran 'Daulat'. Pertama terjadi pada Minggu pukul 08.05 dan kedua pada 9.45, waktu setempat.

"Pemeritah Malaysia dan Filipina tengah membicarakan soal mayat pasukan Sulu yang digempur dalam operasi 'Daulat," ujarnya.

Sementara itu, operasi 'Daulat' telah dinyatakan berakhir di Sungai Nyamuk and Kampung Tanduo. Pasukan militer Malaysia sudah mulai pulang ke tempat asal.

"Operasi di Sungai Nyamuk and Kampung Tanduo selesai," ungkap Kepala Angkatan Bersenjata Malaysia Tan Sri Zulkifeli Mohd Zin.

Sultan Sulu Cabut Gencatan Senjata

Sebelumnya, Sultan Sulu Jamalul Kiram III mengatakan, dirinya tak akan menghentikan perebutan Sabah antara pasukannya dan Malaysia. Gencatan senjata secara sepihak yang pernah diajukannya terhadap pemerintah Sabah pun dicabut.

"Mereka sudah di tanah air mereka, jadi mengapa kembali?" kata Jamalul di kediamannya di Taguig City, Manila, seperti dikutip situs berita the Malaysian Insider, Senin 18 Maret.

Jamalul pun telah memerintahkan pengikutnya yang masih berada di Sabah, untuk melakukan perang gerilya terhadap pasukan keamanan Malaysia. Pernyataan itu juga dibenarkan oleh juru bicara Kesultanan Sulu, Abraham Idjirani.

"Dia mengatakan perintah gencatan senjata sepihak yang dikeluarkan oleh kesultanan telah dihentikan, dan tentara Kesultanan Sulu telah diperintahkan untuk melakukan operasi penyerbuan melawan Malaysia," ujar Abraham. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.