Sukses

Bentrok Dua Suku di Freeport, 1 Warga Tewas

Sementara 3 orang lainnya masih menjalani perawatan insentif di RS Mitra Masyarakat Timika. Keributan di lokasi pendulangan emas Kali Kabur ini masih berada di dalam areal PT Freeport Indonesia.

Bentrokan terjadi di areal PT Freeport Indonesia di Mile 34, Mimika, Papua. Bentrokan dua kubu warga yang berlokasi di pendulangan emas itu menewaskan satu orang.

Saling serang di Mile 34, Freeport, Mimika, Papua, Sabtu (16/3/2013) ini menewaskan seorang pemuda bernama Atinus Mom. Korban mengalami luka parah di bagian leher akibat sabetan senjata tajam.

Sementara 3 orang lainnya masih menjalani perawatan insentif di RS Mitra Masyarakat Timika. Keributan di lokasi pendulangan emas Kali Kabur ini masih berada di dalam areal PT Freeport Indonesia.

Kejadian ini bermuala saat sekelompok warga yang berada di Mile 34 mengaku kehilangan barang. Di saat yang sama Atinus Mom bersama beberapa rekannya dari Timika sedang menuju lokasi untuk memeriksa jerat perangkap babi yang dipasang pada sejak akhir pekan lalu.

Namun setibanya di Mile 34, Atinus dan rekan dihadang sekelompok pemuda yang mendulang emas. Para penghadang ini menuduh Atinus dan rekan-rekan mencuri barang-barang yang hilang.

Tidak banyak tanya sekelompok pemuda itu langsung melakukan pengejaran dan kemudian menganiaya Atinus Mom. Akibat kejadian itu, Atinus Mom mengalami luka parah di leher dan meninggal dunia. Sementara 3 rekan lainyna masih menjalani perawatan medis di rumah sakit.

Jenazah Atinus Mom disemayamkan sesuai adat pegunungan tengah Papua. Apabila seorang meninggal akibat kasus perang maka jenazahnya harus dibakar. Petang ini jenazah Atinus dibakar di samping rumahnya sendiri. Hingga saat ini warga Kwamki Lama bersiaga dengan menggunakan busur dan anak panah.

Isai jenazah dibakar, warga menuntut agar pelaku yang berasal dari suku Kei segera dikeluarkan dari Timika. Sampai saat ini juga aparat gabungan masih terus melakukan patroli di lokasi kejadian. Sementara, warga yang melakukan aktivitas pendulangan emas dihentikan hingga kasus pembunuhan ini diselesaikan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini