Sukses

FOTO: MKP Sharif C Sutardjo Ajak Mahasiswa Wirausaha Perikanan

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo, mengajak para mahasiswa untuk menjadi pewirausaha baru di bidang perikanan.

Citizen6, Bogor: Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo, mengajak para mahasiswa untuk menjadi pewirausaha baru di bidang perikanan. Ajakan tersebut disampaikan Sharif pada sambutannya saat pembukaan dan pembekalan Training Dasar Advokasi dan Kepemimpinan Nasional (TRIDAKNAS) Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia (HIMAPIKANI), di Universitas Djuanda, Bogor. Salah satu rangkaian pada kegiatan tersebut adalah pelatihan pembenihan ikan air tawar dan pembuatan pakan ikan bagi mahasiswa.

Ajakan Menteri tersebut pada, Senin 11 Maret 2013, selain untuk mendukung industrialisasi kelautan dan perikanan yang dicanangkan KKP, juga untuk mengurangi angka pengangguran. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan tingkat pengangguran di Indonesia per Agustus 2012 turun menjadi 6,14 persen atau 7,24 juta orang dibandingkan pada Agustus 2011 sebesar 6,56 persen.

Meski telah mengalami penurunan, pemerintah menargetkan angka pengangguran untuk dapat turun lagi menjadi 5,1 persen pada 2014 yang dilakukan melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan membangun kompetensi, pembangunan sistem pendidikan, memfasilitasi tumbuh dan berfungsinya mekanisme bursa kerja dan memprakarsai program pengembangan kewirausahaan. Dengan pelaksanaan program kewirausahaan diharapkan jumlah wirausaha dapat mencapai 1persen dari populasi penduduk pada 2014.

Menurut catatan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM), proporsi wirausaha Indonesia baru sekitar 0,24 persen dari populasi. Padahal untuk membangun ekonomi bangsa yang maju menurut sosiolog, David Mc Cleiland, dibutuhkan minimal 2 persen atau 4,8 juta wirausaha dari populasi
penduduk Indonesia saat ini. Sebagai perbandingan, Singapura memiliki wirausaha 7,2 persen, Malaysia 2,1 persen, Thailand 4,1 persen, Korea Selatan 4,0 persen, dan Amerika Serikat 11,5 persen dari seluruh populasi penduduknya.

Bagi Indonesia diperlukan waktu hingga 2030 untuk memiliki jumlah wirausaha sebanyak 4,8 juta orang atau sekitar 2 persen dari total jumlah penduduknya saat ini. Karena itu diperlukan upaya-upaya percepatan penciptaan wirausaha baru untuk meningkatkan kesempatan kerja serta mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Salah satu langkah konkrit yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) adalah mendorong kepada mahasiswa dengan memberikan pembekalan kemampuan berwirausaha di bidang perikanan melalui pelatihan-pelatihan kewirausahaan yang pada kesempatan tersebut dilakukan melalui
pelatihan pembenihan ikan air tawar dan pembuatan pakan ikan.

Pelatihan diberikan kepada 50 mahasiswa HIMAPIKANI, yang beranggotakan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia. Mahasiswa diyakni merupakan komponen penting dan sangat strategis di masyakat yang diharapkan dapat menjadi motor penggerak pembangunan kelautan dan perikanan.

Pelatih yang didatangkan untuk membantu peningkatan kapasitas mahasiswa merupakan para pelaku usaha pengelola Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Dejefish Sukabumi dan P2MKP Koperasi Budidaya Air Tawar (KABITA) Bogor. Menurut Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP).

Suseno, dalam paparannya pada kegiatan pelatihan tersebut, P2MKP adalah lembaga pelatihan atau permagangan yang didirikan, dimiliki, dan dikelola oleh pelaku utama atau usaha secara swadaya, baik perorangan maupun kelompok. P2MKP merupakan Diklat yang tumbuh di masyarakat yang secara sukarela membantu masyarakat terutama di wilayah sekitarnya untuk dapat berusaha mengikuti kegiatan usaha yang dilakukan oleh P2MKP tersebut.

"Latar belakang pendirian P2MKP adalah untuk memberikan dukungan pada Eselon I Teknis KKP dalam rangka peningkatan kualitas SDM KP melalui pelatihan, meningkatkan akses masyarakat KP untuk memperoleh pelatihan dan permodalan. Tersedianya sumber pembiayaan di luar APBN-BPSDMKP yang dapat dimanfaatkan, perlunya membangun jaringan bisnis di antara para pelaku usaha dan utama, serta perlunya pembinaan sesuai standar-standar yang berlaku di mana para pelaku usaha telah melakukan pelatihan, magang, praktek kerja, dan lain-lain," ujar Suseno.

P2MKP Dejeefish berawal dari kegiatan produksi benih ikan gurame sederhana pada 2006 yang kini telah menjadi perusahaan perikanan air tawar yang terintegrasi. Mulai dari pembenihan, pendederan, pembesaran, jasa pengiriman ikan domestik dan internasional sampai jasa pelatihan budidaya perikanan
air tawar. Dengan SDM yang mumpuni dan team work yang kuat, fasilitas yang memadai serta bimbingan dari instansi perikanan, Dejeefish telah mampu memproduksi benih ikan air tawar dalam jumlah jutaan ekor per tahun.

Beberapa jenis ikan yang diproduksinya adalah gurame, patin, lele, nila, baung, mas, bawal dan berbagai jenis ikan hias. Sistem Produksi yang dijalankan Dejeefish telah mendapatkan pengakuan dari pemerintah, hal ini dibuktikan dengan diberikannya 4 sertifikat Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dari Dirjen Perikanan Budidaya KKP, yaitu Sertifikat benih gurame (sangat baik), patin (sangat baik), lele (sangat baik) dan nila (cukup).

Sementara itu, P2MKP KABITA Bogor merupakan unit usaha yang bergerak pada usaha pembenihan dan budidaya ikan tawar, terutama komoditas ikan lele. Kemampuan para pelatih P2MKP yang merupakan pelaku utama diharapkan dalam memotivasi mahasiswa untuk terjun sebagai pewirausaha baru dengan melihat keberhasilan para pengelola P2MKP. Saat ini P2MKP merupakan perpanjangan tangan pemerintah dalam membantu meningkatkan sasaran masyarakat yang dibantu peningkatan kapasitasnya dalam meningkatkan usaha dan pendapatannya.

HIMAPIKANI sebagai salah satu organisasi mahasiswa yang bertujuan menggalang persatuan dan kerja sama untuk meningkatkan profesionalisme dalam rangka meningkatkan masyarakat yang berkeadilan dan berkemakmuran guna menunjang pelaksanaan pembangunan nasional yang berbasis kerakyatan, diharapkan dapat memanfaatkan peluang baik ini agar mereka dapat mempersiapkan diri mereka sebagai calon  pemimpin masa depan yang memiliki visior.

Diawali dengan pelaksanaan jangka pendek, membantu mempercepat kebijakan "ekonomi biru" yang diusung oleh KKP melalui rangkaian kegiatan di dalamnya, sebagai mahasiswa yang dikenal sebagai "agent of change" seyogya mengawal kebijakan pemerintah serta membangun SDM yang kontributif dalam pembangunan perikanan di Indonesia.

Melalui kegiatan pelatihan perikanan bagi mahasiswa ini, diharapkan dapat dilahirkan para trainer atau pelatih yang akan menularkan kemampuan dan keberhasilan mereka sebagai pewirausaha baru. Sebagai pewirausaha baru para mahasiwa  diharapkan menjadi seseorang yang percaya diri, mampu memanfaatkan sumber daya menjadi peluang, dan dengan kreativitasnya mampu mengubah sesuatu menjadi lebih bermanfaat sekaligus meningkatkan kesejahteraan diri, masyarakat, dan lingkungannya. (Efrimal Bahri/YSH)

Efrimal Bahri adalah pewarta berita

*Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke citizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.