Sukses

Jokowi Perlu Lakukan 5 Langkah Dalam Menata Kampung

Ada 5 langkah yang sebaiknya dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi dalam mewujudkan program penataan kampung.

Ada 5 langkah yang sebaiknya dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi dalam mewujudkan program penataan kampung.

"Pertama. Fokus pendataan, begitu banyak kampung. Kriteria kampung seperti apa perlu jelas, jangan sampai perumahan yang enggak tertata disebut kampung. Kedua, regulasi dan legalisasi. RTRW Jakarta 2030, peruntukkan lahan kampung melanggar atau tidak? Enggak mungkin dibangun kalau melanggar tanah peruntukkan," kata pengamat perkotaan Nirwono Joga saat dihubungi di Jakarta, Selasa (12/3/2013).

Dia menuturkan, kampung-kampung di Jakarta dapat disebut sebagai lubang hitam kota, karena tidak pernah tersentuh atau dibenahi. Ada kampung yang lahannya bersengketa dan tidak diakui keberadaannya. "Jangan sampai Jokowi pakai uang negara untuk tanah sengketa. Bisa masuk ranah hukum dan indikasi korupsi. karena dibenahi pakai APBD," ucapnya.

"Ketiga, perlunya pemerintah melibatkan 4 stakeholder, yakni akademisi, bisnis atau pengembang, community atau komunitas, dan goverment atau pemrov, dan pemkot (ABCG). Duduk bersama, lahan jelas, kampung apa yang ingin dikembangkan," terang Nirwono.

Menurutnya, Jokowi perlu membagi tugas masing-masing dinas terkait secara merata dalam pelaksanaan penataan kampung. Misalnya instruksi kepada Dinas PU untuk mengerjakan jalan, Dinas Kebersihan menangani sampah-sampahnya. Kemudian Dinas Pertamanan mengerjakan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Dengan begitu, akan tercipta kampung modern seperti yang direncanakan Jokowi.

"Kelima, pilih saja kampung yang siap secara masyarakat, enggak ada resistensi atau perlawanan. Pilih kampung yang merupakan kantong suara Gubernur," ucap Nirwono.

Dia menuturkan, pemilihan kampung itu karena pertimbangan politik. Program Jokowi tersebut pastilah dapat terlaksana di kampung yang merupakan kantong suaranya. Jokowi akan lebih mudah melakukan komunikasi dengan warga. Sehingga dapat dijadikan percontohan kampung selama setahun.

"Kita itu orang yang gampang mencontoh. Dengan ada kampung yang sudah sukses ditata, maka kampung lain mudah dipublikasi. Maka yang lain akan berbondong-bondong minta dibenahi," jelasnya. (Frd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.