Sukses

VIDEO: Bawa Obor Pagi Buta Demi ke Sekolah

Siswa yang tinggal di pedalaman Desa Batetangnga, Binuang, Polewali Mandar harus membawa obor untuk pergi ke sekolah menembus kegelapan hutan.

Bagi sebagian pelajar di daerah pedalaman, perjalanan menuju ke sekolah benar-benar membutuhkan perjuangan. Sejumlah siswa di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, harus menempuh belasan kilometer melewati hutan-hutan.

Pantauan Liputan 6 SCTV di Desa Batetangnga, Binuang, Senin (11/3/2013),meski hari masih gelap, sejumlah siswa SD sudah menyiapkan diri menempuh perjalanan panjang menembus kegelapan. Desa terpencil ini belum dialiri listrik. Dengan berbekal obor, mereka menembus kegelapan pagi buta.

Melintasi anak sungai dan medan terjal gunung sepanjang belasan kilometer, semangat anak-anak tidak padam. Mereka juga menantang maut menyeberangi jembatan gantung sepanjang 50 meter. Belum lagi jika, anak-anak itu bertemu binatang liar seperti babi hutan.

Perjuangan para siswa semakin berat, ketika hujan deras mengguyur. Tidak jarang, walau sudah berangkat sejak subuh anak-anak ini tetap terlambat ke sekolah. Tetapi sekolah memahami perjuangan mereka.

"Guru tidak marah kok kalau datang terlambat saat hujan, karena rumah kami memang jauh," ujar siswa bernama Masdar.

Tiba di sekolah, dengan tenaga yang tersisa mereka tekun mengikuti pelajaran. Sekolah membebaskan anak-anak tidak harus mengenakan seragam, karena sebagian besar siswa dari kalangan tidak mampu. Sekolah senantiasa memperhatikan anak-anak agar tidak putus sekolah.

Tanpa bekal makanan dan uang jajan, semangat para siswa menuntut ilmu tak surut sedikitpun. Perjalanan panjang harus kembali mereka tempuh untuk kembali ke rumah. Berangkat sebelum matahari terbit dan terkadang mereka baru pulang saat matahari terbenam.

Orang tua siswa berharap, pemerintah bisa segera membangun jalan desa yang layak untuk membuka keterisolasian desa mereka dari kota. Infrastruktur jalan yang belum memadai mebuat sarana angkutan umum seperti ojek sulit menembus lokasi ini. Perbaikan jalan desa ke dusun mereka bisa meringankan perjuangan anak-anak mereka yang terpaksa berjalan kaki belasan kilometer, sejak subuh hari ke sekolah karena tak ada sarana transportasi. (Adi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.