Sukses

Panglima TNI: Tim Dalami Peran 30 Anggota Penyerang Mapolres OKU

Tim yang dibentuk TNI tengah mendalami peran 30 anggotanya yang diduga terlibat dalam perusakan dan pembakaran Markas Polres OKU.

Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menyatakan, tim yang dibentuk TNI tengah mendalami peran 30 anggotanya yang diduga terlibat dalam perusakan dan pembakaran Markas Polres Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan. Insiden dipicu oleh puluhan anggota TNI yang menuntut proses pengadilan bagi aparat kepolisian yang menembak mati anggota Yon Armed 15 Martapura.

"Menurut KSAD, Tim dari Mabes (TNI), sementara ada 30 prajurit yang sedang diintensifkan (pemeriksaannya), nanti perkembangannya ya," kata Agus di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Sabtu (9/3/2013), usai menjemput Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Ia mengatakan, sesuai arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, penegakan hukum dalam kasus tersebut kan dilakukan sebaik-baiknya dan secepatnya. Agus menegaskan tindakan yang dilakukan para naggota TNI tersebut tidak benar, dan tidak pada tempatnya.

Meski begitu, ia mengakui bahwa rasa memiliki korps dan semangat tempur para anggota TNI memang dibutuhkan. "Jangan sampai salah menempatkan semangat tempur pada hal-hal yang tidak tepat, karena tidak tepat pasti ada sangsi," imbuh Agus.

Kapolri Timur Pradopo, dalam kesempatan yang sama juga mengatakan, sesuai arahan Presiden agar hukum ditegakan dengan baik dan benar. Untuk itu, kepolisian bersama dengan POM TNI saat ini masih terus mengivestigasi.

"Beri kami kesempatan," ucap Timur.

Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang baru tiba di Tanah Air seusai kunjungan kerja ke Jerman dan Hongaria, langsung mengadakan rapat di Bandara Halim Perdana kusuma untuk mendengarkan situasi terkini dan juga menjelaskan hasil-hasil yang telah dicapai dalam lawatannya. Salah satunya adalah mendengarkan laporan terkini dari perkembangan kasus peyerangan anggota TNI Yon Armed 15, Martapura terhadap Mapolrres OKU.

Saat peristiwa tersebut terjadi, pada Kamis 7 Maret lalu, Presiden SBY tengah melakukan kunjungan kerja di Hongaria. (Ant/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.