Sukses

Kepala Badan Intelijen Irak Ditangkap

Barzan Ibrahim Hassan Al-Tikriti yang juga saudara tiri Saddam Hussein itu ditangkap setelah warga anti-Saddam membocorkan tempat persembunyiannya. Situasi Baghdad berangsur pulih.

Liputan6.com, Doha: Pasukan Amerika Serikat dilaporkan telah menangkap Kepala Badan Intelijen Irak Barzan Ibrahim Hassan Al-Tikriti di Baghdad, Kamis (17/4). Saudara tiri Saddam Hussein ini berada di urutan ke-52 dari daftar 55 orang yang paling dicari Amerika. Barzan yang juga menjabat sebagai Penasihat Kepresidenan ditangkap pasukan Amerika menyusul bocoran informasi dari sejumlah warga Irak yang anti-Saddam. Kabar tertangkapnya Barzan ini disampaikan Juru Bicara Pusat Komando Militer AS di Qatar Brigadir Jenderal Vincent Brooks di Doha.

Empat hari silam, pasukan Amerika juga telah menangkap Watban Ibrahim Hasan Al-Tikriti di Kota Rabia, perbatasan Irak dengan Suriah. Diperkirakan, pria yang sebelumnya juga menjabat sebagai penasihat Saddam ini akan melarikan diri menuju negara tetangga Irak tersebut [baca: Saudara Tiri Saddam Dibekuk]. Selain kabar tertangkapnya Barzan, kemarin juga beredar isu tentang aksi bunuh diri Menteri Pertahanan Irak Mohamed Saeed Al-Sahaf. Kabar aksi bunuh diri Al-Sahaf yang menjadi corong kebijakan pemerintahan Saddam itu pertama kali diungkapkan dua surat kabar Iran [baca: Menpen Irak Al-Sahaf Diisukan Bunuh Diri].

Hingga kemarin sudah sepekan lebih pasukan AS menguasai Irak. Namun mereka dianggap belum berbuat banyak untuk memulihkan keamanan di Irak. Aksi pasukan Amerika masih sebatas menggeledah dan memusnahkan senjata-senjata milik Irak. Kemarin, misalnya, pasukan Amerika menghancurkan gudang amunisi Al-Yarmouk di bagian barat Baghdad. Mereka pun melakukan sweeping di gudang amunisi lainnya, termasuk di Istana Saddam [baca: Senjata dan Amunisi Ditemukan di Istana Saddam]. Seluruh senjata yang ditemukan, termasuk beberapa peluru kendali tipe Sam-6, Frog-7, dan Al-Tareq, lalu disita meski senjata itu tidak melanggar peraturan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Tentunya, itu membuat simpati warga Baghdad terhadap Amerika Serikat semakin berkurang. Puncak kekecewaan warga itu diwujudkan dengan berunjuk rasa di depan Hotel Palestine, yang kini dijadikan pusat aktivitas pasukan koalisi. Mereka mengecam AS yang tak berbuat banyak untuk mengatasi krisis keamanan di Irak, khususnya Baghdad. Seorang pengunjuk rasa bahkan mengancam akan melakukan aksi bom jihad, jika pasukan Amerika tak beranjak pergi dari Baghdad.

Menyikapi berbagai protes seperti ini, pasukan Marinir AS mencoba meningkatkan pemberantasan kejahatan di Ibu Kota Irak. Mereka menyita tumpukan uang tunai dari Bank Ar-Rashid di jantung Kota Baghdad. Hingga kemarin, keadaan infrastruktur Kota Baghdad, berangsur pulih walaupun hanya di distrik-distrik tertentu. Di distrik Al-Sadr, misalnya. Wilayah di Baghdad utara ini sebelumnya bernama distrik Saddam City. Pembangkit listrik utama di bagian selatan dan utara Baghdad pun selesai diperbaiki dan siap untuk dioperasikan kembali. Menurut perwakilan Komite Palang Merah Internasional, bila listrik sudah beroperasi, kesulitan air bersih di Baghdad segera bisa diatasi.

Namun di balik itu, pasukan Amerika tetap penasaran mencari pasukan berani mati Fedayeen. Akibatnya, pemberantasan kejahatan itupun diselingi dengan penggeledahan di berbagai lokasi, termasuk bunker-bunker yang banyak ditemukan di Baghdad pascapendudukan pasukan koalisi. Kamarin, warga Baghdad menemukan lagi sebuah bunker yang diduga sebagai tempat penyimpanan senjata di masa Saddam Hussein berkuasa. Bunker yang terhubung dengan lorong-lorong bawah tanah yang gelap dan pengap itu terletak persis di bawah gudang peralatan kepolisian Irak di kawasan Al-Tsaura di pintu gerbang menuju Baghdad.

Selain untuk penyimpanan senjata, bunker ini juga diduga dijadikan penjara bagi warga Baghdad yang menentang Saddam, termasuk para tawanan perang warga Kuwait saat Perang Teluk I. Karenanya, tempat tersebut ramai dipadati warga yang hendak mencari sanak-familinya yang hilang beberapa tahun silam. Satu di antaranya adalah seorang ibu bercadar. Dia menunjukkan kartu identitas empat saudaranya yang 10 tahun lampau dinyatakan hilang. Seorang pencari lainnya adalah Abu Kazhim yang telah menyusuri lorong-lorong gelap di dalam bunker. Ia bahkan menyatakan bersedia menggali bunker sampai saudaranya ditemukan. Hingga kini belum diperoleh informasi pencarian itu menuai hasil yang diharapkan.

Sementara itu, stasiun televisi Al-Jazeera memberitakan penemuan jenazah sejumlah pejuang berani mati Fedayeen, korban perang sejak akhir Maret silam. Jaringan televisi yang berbasis di Qatar itu tak menyebutkan lokasi penemuan jenazah ini. Namun dipastikan bahwa lokasinya di Kota Baghdad. Para pejuang ini diyakini gugur membela Saddam dalam pertempuran melawan pasukan koalisi. Jenazah yang ditemukan sudah dalam keadaan membusuk itu akan segera dimakamkan secara layak.(DEN/Nlg dan Asa)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini