Sukses

Bom Bunuh Diri Menewaskan Empat Prajurit AS

Sebuah bom bunuh diri meledak di pos pemeriksaan militer di dekat Hotel Palestine, Baghdad, Irak. Pasukan AS menghadapi pertempuran sporadis dengan militer Irak di Kota Baghdad.

Liputan6.com, Baghdad: Sebuah bom bunuh diri meledak di pos pemeriksaan militer di dekat Hotel Palestina, Baghdad, Irak, Kamis (10/4) petang waktu setempat. Ledakan tersebut mengakibatkan empat prajurit marinir Amerika Serikat tewas. Pascaledakan itu, lokasi kejadian langsung dijaga ketat oleh prajurit AS.

Kantor berita Reuters mengutip laporan seorang saksi mata, yang menyebutkan bom bunuh diri dilakukan oleh seorang pemuda Irak. Pemuda itu menghampiri pos pemeriksaan militer dan meledakkan sejumlah granat tangan yang dibawanya. Akibatnya, terjadi ledakan beberapa kali dan asap mengepul dari lokasi kejadian, yang letaknya tak jauh dari tempat penginapan wartawan asing yang bertugas meliput perang Irak.

Hingga hari ke-22 agresi ke Irak, pasukan Amerika Serikat masih melancarkan serangan terhadap instalasi penting serta masih terjadi pertempuran sporadis dengan pasukan Irak di Kota Baghdad. Kamis kemarin, sebuah rudal dijatuhkan pasukan marinir AS ke arah Masjidil Imam Baghdad. Masjid besar ini berlokasi di bagian utara Baghdad, di dekat Istana Az Amihyah. Masjid itu menjadi sasaran rudal AS karena informasi intelijen menyebutkan bahwa sejumlah pejabat Partai Ba`ath sedang bertemu di daerah itu. Namun, pasukan AS tak bisa memastikan apakah Saddam Hussein berada di antara para pejabat tersebut [baca: Tentara AS Leluasa Bergerak di Baghdad].

Dalam pertempuran yang terjadi di bawah jalan layang rute delapan, yang membentang di tengah Kota Baghdad ini, dua prajurit AS dari divisi infanteri ketiga tewas dan 30 rekannya terluka. Namun tak disebutkan jumlah korban di pihak pasukan Irak dalam pertempuran yang berlangsung sekitar tujuh jam itu. Sementara bangunan Masjidil Imam Baghdad tetap dalam kondisi baik.

Di Irak Utara, pergerakan pasukan separatis Suku Kurdi ternyata mendapat kecaman dari pemerintah Turki. Kecaman ini disampaikan Menteri Luar Negeri Turki Abdullah Gul kepada Menlu Amerika Serikat Colin Powell. Gul kecewa karena sebelum perang dimulai, pemerintah negeri Paman Sam berjanji bahwa Suku Kurdi tak akan menguasai Kota Kirkuk, yang kaya minyak di Irak Utara. Namun, pada kenyataanya, milisi pemberontak Kurdi mengklaim telah menduduki Kota Kirkuk.

Pemerintah Turki khawatir jika Kota Kirkuk dan Kota Mosul akhirnya jatuh, maka Suku Kurdi akan menuntut kemerdekaan dari Irak. Hal itu akan membangkitkan aspirasi Suku Kurdi yang berada di Turki. Untuk mengantisipasi kemungkinan ini, Turki memperingatkan akan mengirim pasukannya ke Irak Utara dan mencegah pendudukan Kota Kirkuk oleh separatis Kurdi [baca: Peshmerga dan Rakyat Irak Bergembira].

Sementara di Kota Najaf, bangunan tersuci umat Islam Syiah di Irak, Masjid Agung Imam Ali, diserbu oleh sekelompok orang tak dikenal. Mereka membunuh dua ulama, yakni Abdul Majid Al-Khuwi dan Haidar Kalidar. Sumber dari oposisi Irak di Kuwait mengungkapkan, pembunuhan Al-Khuwi berpotensi memicu konflik di antara Kelompok Syiah Irak, yang jumlahnya 60 persen penduduk negeri Seribu Satu Malam itu [baca: Peshmerga dan Rakyat Irak Bergembira].

Al-Khuwi, yang kembali ke Irak dari London, Inggris, ini diduga memiliki hubungan baik dengan pihak Amerika Serikat. Sikap Al-Khuwi ini menimbulkan kritik dari Syiah Irak lainnya. Sebab, seharusnya mereka tetap mempertahankan otoritas mereka setelah kejatuhan Saddam Hussein. Al-Khuwi adalah anak dari Ayatollah Seyyid Abdul Qasim Muaswi Al-Khoei, yang meninggal pada 1992. Seyyid Abdul Qosim adalah musuh Saddam. Dia sempat dijadikan tahanan rumah setelah kelompok Syiah ditekan Saddam sesudah Perang Teluk pertama, pada 1991.

Saat ini, reporter SCTV Merdi Sofansyah dan juru kamera Dwi Guntoro, yang mencoba masuk ke Kota Baghdad, telah berada Al-Ghorib, sekitar 40 kilometer dari ibu kota Irak itu. Namun, mereka belum dapat masuk ke Baghdad karena dini hari tadi masih terjadi pertempuran antara pasukan koalisi dan pasukan Irak yang setia pada Saddam Hussein [baca: Saddam Hussein Diduga Bersembunyi].

Di sisi lain, sejumlah harta benda milik Saddam Hussein hancur akibat serangan pasukan koalisi dalam perang ini. Sebuah kapal pesiar Saddam Al-Mansur yang ditemukan terapung di Pelabuhan Shatt Al-Arab, Basra, selatan Irak, misalnya. Kondisi fisik kapal yang dioperasikan sebuah perusahaan Finlandia mulai berlayar pada 1982 ini rusak parah akibat serangan rudal pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat. Kapal ini konon satu di antara kapal pesiar pribadi milik Saddam yang setiap ruangannya dirancang dan didekor khusus dengan perlengkapan mewah sesuai pesanan.

Sebelum agresi AS dan sekutunya ke Irak, Saddam dilaporkan telah memerintahkan agar kapal ini disembunyikan di sebuah dermaga pelabuhan Shatt Al-Arab dekat Basra agar terhindar dari gempuran pasukan sekutu. Namun, upaya itu gagal karena sedikitnya 16 bom dan rudal menghantam kapal ini saat pasukan sekutu merebut Kota Basra.

Selain kapal pesiar, Saddam dilaporkan juga memiliki sejumlah tempat peristirahatan mewah. Istana musim panas di Baghdad ini, misalnya, adalah milik putra sulung Saddam--Uday. Sejak ibu kota Irak itu jatuh ke tangan pasukan sekutu, ratusan orang tampak berkerumun di luar gerbang istana. Segera setelah anggota marinir AS selesai memeriksa semua ruangan istana, massa langsung menyerbu masuk karena menduga ada banyak emas yang disimpan di istana tersebut.

Istana lain yang tak kalah mewah, ialah Istana Perdamaian yang dibangun di tepi Sungai Tigris di jantung Kota Baghdad. Selain dilengkapi dengan fasilitas dan dekorasi yang mewah, istana ini juga dilengkapi dengan rumah sakit bawah tanah yang khusus digunakan Saddam dan anggota keluarganya.

Berbeda dengan kedua istana di atas, Istana Republik relatif aman dari penjarahan. Di istana yang juga terletak di Baghdad ini, pasukan koalisi memperbolehkan juru kamera mengambil gambar. Di istana ini ditemukan 17 mayat warga Irak, tapi tak diketahui penyebab kematian mereka. Kini mayat-mayat tersebut telah dimakamkan di sekitar kompleks istana.(PIN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini