Sukses

Patung Saddam Tumbang, <i>Sniper</i> Gentayangan

Sejumlah warga Irak yang membenci Saddam Hussein berhasil merobohkan patung milik pemimpin mereka. Sejumlah tembakan sniper sesekali terdengar di tengah kesemrawutan Baghdad.

Liputan6.com, Baghdad: Memasuki pekan ketiga, Rabu (9/4), pasukan darat Amerika Serikat berhasil menembus jantung Kota Baghdad. Seiring gerak maju pasukan koalisi itu, aksi penjarahan terjadi di berbagai kantor pemerintahan seperti Kementerian Perdagangan dan instalasi militer Negeri 1001 Malam yang kosong ditinggalkan para karyawan dan pejabatnya. Keadaan Baghdad juga porak-poranda akibat gempuran ribuan rudal maupun bom yang dijatuhkan tentara sekutu sejak agresi militer dilancarkan pada 20 Maret silam [baca: Jantung Baghdad Ditembus dengan Mudah].

Sejak kemarin pagi, pesawat-pesawat tempur AS meraung-raung membelah langit Baghdad. Ini disusul suara tembakan tank dan baku tembak sporadis di pusat Kota Baghdad. Memasuki siang hari, baku tembak berhenti. Namun yang terjadi adalah penjarahan. Warga menjarah berbagai benda, mulai dari jip sampai komputer. Massa juga berkeliaran di jalan-jalan, bahkan sebagian dari mereka meneriakkan yel-yel anti-Presiden Saddam Hussein. Sementara mereka berpesta di jalan, sangat sedikit tanda-tanda keberadaan serdadu polisi, milisi Irak atau pun pendukung setia Partai Ba`ath [baca: Penjarahan Masih Berlangsung di Baghdad ].

Di tengah keadaan chaos lantaran kesimpangsiuran keberadaan Saddam, suara letusan senjata dari sniper atau penembak gelap kerap terdengar sesekali. Agaknya, sejumlah penembak jitu Irak masih bertahan di lokasi yang tak diketahui. Massa yang mendengar letusan tersebut secara otomatis langsung berlindung. Namun, kepanikan tak berlangsung lama. Berselang kemudian keadaan kembali normal dan warga kembali menjarah. Sementara sejumlah warga Irak yang anti-Saddam juga memenuhi jalanan Kota Baghdad. Para penentang Saddam itu mengekspresikan kegembiraan mereka mengenai kemungkinan jatuhnya rezim yang berkuasa sejak 1979.

Di Shahid Square atau Taman Firdaus, pusat Kota Baghdad, banyak warga berkumpul di bawah patung Saddam. Beberapa pria Irak langsung memanjat patung tersebut dan memasang tali untuk menarik roboh simbol Saddam tersebut. Sejumlah pasukan Marinir AS tampak membantu warga Irak itu. Mereka kemudian mengalungkan rantai di leher patung yang ditarik sebuah tank. Dengan beberapa kali hentakan, akhirnya patung yang menjadi satu di antara simbol keberadaan Saddam itu roboh.

Robohnya patung segera disambut tepuk tangan ribuan warga yang memenuhi tempat itu. Sebagian dari mereka lalu menghampiri patung, memukul, dan menendangnya. Beberapa orang juga menyeret bagian kepala dari patung itu sepanjang jalan. Aksi tersebut boleh jadi cerminan sebagian warga Baghdad yang selama ini hidup dalam ketakutan terhadap Presiden Saddam beserta pengikut setianya. Mereka juga seolah kehilangan kendali saat keberadaan dan kekuasaan Sang Presiden menjadi tak jelas. Saddam diduga tewas saat serangan udara AS tiga hari silam. Ada pula yang menyebutkan ia selamat dan telah melarikan diri ke Syiria. Kabar lain menyebutkan Saddam berlindung di Kedutaan Besar Rusia di Baghdad. Makanya, penumbangan patung Saddam mungkin sebagai lambang perlawanan terhadap rezimnya. Bagi AS, perobohan patung-patung Saddam ini nampaknya memang menjadi bagian mereka menghancurkan simbol-simbol pemerintahan Saddam di Irak [baca: Tentara Koalisi Berhasil Menumbangkan "Saddam"].

Di bagian selatan Baghdad, pasukan Divisi 101 Airborne AS menggeledah sebuah kompleks paramiliter Irak. Sebagian kompleks ini memang telah hancur menyusul serangan udara pasukan koalisi, beberapa waktu silam. Pada bagian bangunan yang masih berdiri kokoh, tentara AS menemukan sejumlah besar amunisi, peralatan pelindung antibahan kimia, biologi, dan nuklir. Mereka juga menemukan sejumlah seragam militer Irak dan beberapa foto Saddam. Tempat ini diperkirakan pula sebagai kamp pelatihan militer.

Pasukan Divisi 101 Airborne juga mendapatkan sejumlah hulu ledak berukuran besar dan kecil. Terlihat pula sebuah papan petunjuk berisi saran memakai alat pernapasan dan sarung tangan. Pada kompleks ini, pasukan koalisi menahan tiga warga Irak yang tertangkap basah tengah membawa sumbu mortir. Luasnya ukuran kompleks itu sempat membuat kagum pasukan Divisi 101 Airborne yang memeriksanya. Selain terdapat berbagai bangunan biasa, kompleks ini memiliki fasilitas latihan menembak, pabrik kimia, dan bunker besar yang diduga sebagai penyimpanan amunisi Irak.

Berbeda dengan Baghdad, kemarin, beberapa unit Divisi 101 Airborne AS masih mendapatkan perlawanan sengit dari sejumlah milisi Irak di Kota Hillah. Di kota yang terletak sekitar 130 kilometer sebelah selatan Baghdad ini memang masih terdapat sejumlah kelompok milisi yang rajin mengganggu pasukan AS. Tentara AS melaporkan menemukan sejumlah amunisi di kota tersebut. Meski telah memasuki kota itu, pasukan koalisi tetap menyatakan keadaan belum sepenuhnya mereka kendalikan.

Sementara front pertempuran di wilayah utara Irak, relatif tenang. Hanya sesekali terdengar tembakan dari gerilyawan Suku kurdi ke beberapa posisi kantong perlawanan Irak. Sedangkan sebuah konvoi pejuang Peshmerga Kurdi dikabarkan tiba di Kota Chamchamal, sebelah timur Kirkuk. Para milisi Suku Kurdi ini tampak mempersiapkan pertahanan di kota itu.

Di Kota Irbil dan Sulaimaniya, sejumlah warga Kurdi memenuhi jalan-jalan merayakan kabar kemungkinan jatuhnya pemerintahan Saddam. Mereka sekaligus merayakan kemenangan pasukan operasi khusus AS dan pejuang Peshmerga yang berhasil menguasai Maqloub, perbukitan strategis dekat Kota Mosul, utara Irak. Sebelumnya, wilayah perbukitan ini dijadikan pusat pertahanan udara Irak. Terutama untuk menangkal serangan udara pasukan koalisi pimpinan AS. Sedangkan serdadu-serdadu Irak di wilayah utara ini dilaporkan telah mundur ke Kota Kirkuk. Ini akibat gempuran udara bertubi-tubi yang dilancarkan pasukan sekutu.

Situasi dalam tiga hari terakhir memang tak menguntungkan pihak Irak. Bahkan, keberadaan Presiden Saddam masih simpang siur. Menanggapi hal itu, Duta Besar Irak untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Mohammad Al-Douri menyatakan tak mengetahui nasib dan status pemerintahan Saddam. Kini, ia hanya berharap perdamaian segera tercipta di negaranya. Pernyataan itu disampaikan Al-Douri di New York, AS.

Al-Douri yang kini selalu diburu kalangan pers untuk dimintai informasi mengenai keadaan pemerintah Irak tampak sedikit terganggu dengan pertanyaan para wartawan yang menunggunya. Ketika diminta mengomentari berita bahwa AS telah mengambil alih Kota Baghdad, Al-Douri mengatakan tak mempunyai pernyataan apa pun. Alasannya, perang telah usai [baca: Pertempuran Sengit Masih Berlangsung di Baghdad].

Dia menegaskan, dirinya telah kehilangan kontak dengan pemerintah Irak selama beberapa waktu. Dengan demikian, ia tak mengetahui keadaan sesungguhnya di Irak, termasuk keberadaan Presiden Saddam. Sementara itu, berbagai kalangan menduga status Al-Douri sebagai wakil Irak di PBB tak akan berubah meski pemerintahan Saddam digulingkan. Dia diyakini pula tetap menjadi duta bagi Irak, kecuali bila Dewan Umum PBB menyetujui pengangkatan duta yang baru.(ANS/Uri dan Nlg)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.