Sukses

Baghdad Diguncang Rentetan Bom, 23 Tewas

Ibukota Irak, Baghdad diterpa beberapa ledakan bom di sejumlah tempat pada hari yang sama.

Irak kembali diguncang bom. Ibukota Irak, Baghdad, dihantam beberapa ledakan bom di sejumlah tempat pada Kamis, 28 Februari 2013, waktu setempat. Aksi penembakan oleh pelaku misterius juga terjadi. Akibatnya, sedikitnya 23 orang tewas dan lebih dari 30 lainnya luka-luka.

Seperti dilansir Al-Arabiya, Jumat (1/3/2013), salah satu peristiwa ledakan terjadi di dekat lapangan bola wilayah Shuala, Baghdad. Bom mobil meledak di lapangan pemukiman Syiah. Tak lama, bom kedua meledak setelah aparat keamanan tiba di lokasi. Dampak ledakan kembar, 19 orang tewas dan 30 orang terluka.

Ledakan lain terjadi di Mahmudiyah, Baghdad Selatan. Seorang militan melemparkan sebuah granat dari tangannya, saat orang-orang berusaha untuk menangkapnya. Pada waktu bersamaan, 5 bom meledak di dekatnya. Sedikitnya 2 orang tewas, serta melukai 7 orang.

Bom juga meledak di pinggir jalan di daerah al-Shurta Rabea, Baghdad Selatan. Satu orang tewas dan 7 lainnya terluka. Bom mobil juga mengguncang wilayah Aziziyah, Baghdad Tenggara, menewaskan 1 orang dan melukai 17 lainnya.

Tak hanya itu, selain ledakan, aksi teror berupa penembakan misterius juga terjadi. Kelompok bersenjata membunuh seorang komandan milisi Sahwa anti-Qaida dan milisi lain. Sementara penembak jitu menembak mati seorang tentara Irak. Keduanya terjadi di barat kota Kirkuk di Irak Utara

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangkaian serangan itu. Meski demikian, kekerasan di Irak dinilai turun secara signifikan dari puncaknya pada 2006-2007.

Dengan aksi kekerasan terbaru ini, menurut hitungan AFP, berdasarkan sumber-sumber keamanan dan medis, terhitung lebih dari 210 orang telah tewas dan lebih 550 terluka dalam serangan pada Februari 2013. Dalam 10 tahun setelah invasi pimpinan AS tahun 2003 yang menggulingkan diktator Saddam Hussein, serangan masih terjadi hampir setiap hari.

Protes Anti-Pemerintah

Serangan diduga kuat karena faktor protes pemerintah. Pemerintah Irak tengah dilanda protes anti-pemerintah yang berpusat pada daerah mayoritas Sunni di utara dan barat, dalam beberapa pekan terakhir. Protes tersebut menyerukan penggulingan Perdana Menteri Nuri al-Maliki, seorang Syiah.

Demonstrasi berawal pada Desember 2012, saat penangkapan pengawal Menteri Keuangan Rafa al-Essawi -- yang merupakan tokoh Sunni terkemuka.

Sejak saat itu, protes meluas dan pemerintah telah berusaha untuk membatasi mereka dengan mengatakan telah membebaskan ribuan tahanan, serta meningkatkan gaji milisi Sunni yang memerangi Al-Qaida.

Wakil Perdana Menteri Hussein al-Shahristani mengatakan, 4.000 tahanan telah dibebaskan sejak awal 2013. Beberapa di antaranya dapat meminta kompensasi jika mereka tidak bersalah atas satu kejahatan. Namun, serangan masih saja terjadi. (Riz)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini