Sukses

Jokowi: Tidak Ada KJS, Lebih Banyak Warga Tak Tertolong

Penerapan Kartu Jakarta Sehat (KJS) mulai menuai protes. Beberapa kalangan menuding, ada pasien rumah sakit terlambat ditangani dan akhirnya meninggal karena sistem KJS yang belum rampung secara keseluruhan.

Penerapan Kartu Jakarta Sehat (KJS) mulai menuai protes. Beberapa kalangan menuding, ada pasien rumah sakit terlambat ditangani dan akhirnya meninggal karena sistem KJS yang belum rampung secara keseluruhan.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membantah anggapan tersebut. "Ini kan banyak pasien membludak, pasien banyak yang tidak tertampung, sehingga ya ada kejadian-kejadian yang tidak diinginkan," ujar Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (28/2/2013).

Ia pun justru mengatakan, bila tidak ada program Kartu Jakarta Sehat, justru jumlah warga DKI Jakarta yang tak tertolong akan semakin bertambah banyak. Selain mendistribusikan KJS, pihaknya juga akan melakukan penambahan fasilitas kesehatan di tiap-tiap rumah sakit.

"kalau gak ada KJS juga, coba bayangin berapa ratus ribu yang tak terobati. Makanya ya dikejar, fasilitas yang kurang ya dikejar, ruangannya masih kurang dikejar," katanya.

Karena mendapatkan perawatan kesehatan secara gratis, kata Jokowi, banyak warga tak mampu yang ketika sakit justru meminta untuk di lakukan rawat inap, walau sebenarnya pasien tersebut hanya memerlukan perawatan rawat jalan. "Tapi, ndak apa-apa," katanya.

Selain mendapatkan pengobatan gratis, pasien penerima KJS sendiri, sebagaimana diketahui juga mendapatkan fasilitas rawat inap di ruang kelas III. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.