Sukses

PKS Minta KPK Bertindak Adil Terhadap Ridwan Hakim

"Yang bersangkutan sudah memenuhi panggilan dan datang ke KPK. Dia sama sekali tidak berniat untuk kabur," ujar Ketua Fraksi PKS DPR Hidayat Nur Wahid.

Putra Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hilmi Aminuddin, Ridwan Hakim, sudah datang memenuhi panggilan KPK untuk diperiksa terkait kasus suap impor daging sapi di Kementerian Pertanian. Karena itu, PKS minta agar KPK bertindak adil dan independen.

Sebab, menurut PKS, Ridwan sama sekali tidak berniat melarikan diri dan tetap memenuhi panggilan KPK.

"Yang bersangkutan sudah memenuhi panggilan dan datang ke KPK. Dan dia sama sekali tidak berniat untuk kabur," ujar Ketua Fraksi PKS DPR Hidayat Nur Wahid di komplek Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (26/2/2013).

"Kami minta KPK bertindak adil dan tanpa intervensi dari pihak mana pun," imbuhnya.

Pihaknya, lanjut dia, menyerahkan sepenuhnya kepada KPK untuk menuntaskan kasus yang diduga melibatkan mantan presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq ini. Hal ini sebagai bagian dari agenda PKS membersihkan diri menjelang Pemilu 2014.

"Kami serahkan kepada KPK. Dan tidak akan ada intervensi, karena ini sebagai bagian bersih-bersih PKS," ujar Hidayat.

Usai menjalani pemeriksaaan di KPK, Senin 25 Februari 2013 kemarin, Ridwan Hakim enggan berkomentar setelah diperiksa menjadi saksi kasus dugaan suap daging sapi impor selama hampir 5 jam. "Cuma pertanyaan biasa aja kok. Nanti saya jelaskan," singkatnya.

Putra Ketua Majelis Syuro PKS itu memenuhi panggilan KPK pada panggilan kedua. Sebelumnya pekan lalu, Ridwan tidak memenuhi panggilan KPK pada Kamis 7 Februari lalu. 1 Hari sebelum surat cekal diberikan KPK ke Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM , Ridwan sudah terbang ke Turki.

Dalam kasus dugaan suap impor daging sapi, KPK sudah menetapkan 4 tersangka. Dua di antaranya yakni mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah, orang dekat Luthfi Hasan. Sedangkan dua lainnya dari pihak swasta yakni Arya Abdi Effendy dan Juard Effendy selaku importir dari PT Indoguna Utama. (Adi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini