Sukses

Ada yang Pelihara OPM, Panglima TNI: Itu Tidak Waras

Bergejolaknya Tanah Papua diduga karena adanya pihak yang memelihara pergerakan separatis OPM. Benarkah begitu?

Tanah Papua kembali bergejolak setelah penyerangan yang diduga dilakukan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di 2 tempat. Yaitu di pos TNI Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, dan Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua. Dalam serangan itu, 8 anggota TNI gugur dalam tugas. Muncul tudingan Bumi Cendrawasih bergejolak karena adanya pihak yang memelihara pergerakan separatis OPM.

"Enggak ada itu. Kalau ada yang pelihara, mengorbankan anak buah, itu tidak waras," tegas Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono saat ditemui sebelum Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (25/2/2013).

Agus menambahkan, kondisi Papua kini telah aman terkendali. Kendati begitu, pihaknya enggan mengambil alih pengamanan yang kini dipegang kepolisian. Sebab berdasarkan UU, penanganan kemanan menjadi tanggung jawab kepolisian. Sementara TNI hanya siap membantu saja.

"Negara kan punya aturan. Kita sesuai aturan saja," kata Agus.

Terkait 8 prajurit TNI yang gugur, Agus memastikan semuanya sudah mendapat haknya sebagai prajurit TNI. "Mereka punya asuransi, hak, sesuai ketentuan. Itu yang akan kita dorong," tutup Agus.

Jangan Terpancing

Kepala Badan Intelijen Negara (KaBIN) Marciano Norman memastikan kondisi di Papua kini sudah aman dan terkendali. Karena itu, ia dapat hadir dalam RDP dengan Komisi I DPR untuk menjelaskan peran BIN dalam memantau keamanan di Papua.

"Kami akan menjelaskan upaya bersama untuk mengembalikan situasi Papua itu ke situasi yang diharapkan, supaya proses pembangunan di Papua dapat berjalan dengan baik," katanya.

Marciano meminta seluruh masyarakat Papua agar tidak terpancing dengan aksi-aksi teror yang terus membayangi Bumi Cendrawasih. Selain itu, masyarakat Papua juga diminta untuk terus menjaga keamanan.

"Supaya ini dapat berjalan baik, diharapkan ini dapat partisipasi oleh semua pihak untuk tidak terpancing dan tidak melakukan tindakan yang justru akan kontraproduktif dalam arti menghambat perdamaian dan pembangunan di Papua ini," pungkas Marciano. (Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.