Sukses

Evakuasi WNI dari Suriah Hanya Lewat Jalur Darat

Sarana transportasi lewat udara tak dimungkinkan lantaran bandara yang ada sudah tak efektif beroperasi.

Kondisi di Suriah yang tak menentu membuat pemerintah terus mengupayakan evakuasi dan repatriasi (pemulangan ke Tanah Air) warga negara Indonesia (WNI) dari negara itu. Namun, sarana transportasi lewat udara tak dimungkinkan lantaran bandara yang ada sudah tak efektif beroperasi.

"Kita hanya bisa memulangkan WNI lewat jalur darat, melalui Lebanon," ujar Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (22/2/2013).

Yang jelas, lanjut Marty, upaya penyelamatan dan perlindungan terhadap WNI terus dilakukan dalam berbagai bentuk. "Yang paling optimal mereka bisa dievakuasi dan direpatriasi," imbuhnya.

Dia menilai, hingga kini upaya dilakukan berjalan baik. WNI yang sudah direpatriasi ke Tanah Air dari Suriah mencapai 5.500 orang. "Sedangkan yang (ditampung) di KBRI ada 300 orang. Ini sudah beberapa kali tahap pemulangan dan akan ada gelombang pemulangan selanjutnya," pungkas Marty.

Sepanjang 2012, Kementerian Luar Negeri sudah telah memulangkan 1.928 WNI di tengah-tengah konflik di Suriah. Upaya-upaya pemulangan tersebut tidak lepas dari wujud kepedulian dan tanggung jawab Kemlu, termasuk KBRI terhadap perlindungan WNI di luar negeri.

Sejak krisis di Suriah terjadi, KBRI Damaskus menyiapkan 3 shelter yang tersebar di wilayah propinsi Damaskus, Lattakia dan Aleppo. Rata-rata kedatangan PLRT ke shelter KBRI Damaskus khususnya, sebanyak 15 hingga 20 orang per hari sejak pertengahan 2012.

Dengan kapasitas shelter KBRI Damaskus sebanyak 500 orang dan ketika jumlah PLRT membludak, Wisma Duta juga dipergunakan sebagai penampungan sementara seperti yang terjadi dua kali di bulan Desember 2012. (Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini