Sukses

Terkuak, Misteri Ritual Prasejarah di Gunung 'Piramida' Cianjur

Tim Terpadu Riset Mandiri yang melakukan penelitian di Gunung Padang yang berbentuk piramida, Cianjur, Jawa Barat kembali memperoleh beberapa temuan penting.

Tim Terpadu Riset Mandiri yang melakukan penelitian di Gunung Padang yang berbentuk piramida, Cianjur, Jawa Barat kembali memperoleh beberapa temuan penting.

Temuan kali ini berupa puluhan pecahan atau fragmen gerabah -- yang memberikan petunjuk tentang ritual penduduk pada masa prasejarah.

Gerabah atau tembikar merupakan barang pecah belah yang terbuat dari tanah liat bakar. Gerabah digunakan untuk berbagai hal mulai dari perabot rumah tangga sampai dengan peralatan upacara keagamaan.

Berdasarkan identifikasi yang dilakukan Dr. Wanny Rahardjo, diketahui fragmen-fragmen gerabah tersebut terdiri atas beberapa bentuk, yaitu mangkuk, cawan, kendi, dan tempayan. Arkeolog yang menulis disertasi tentang gerabah tersebut juga telah mengidentifikasi teknik buat gerabah Gunung Padang. Beberapa gerabah dibuat dengan teknik tatap-pelandas (paddle-anvil).

Teknik tatap pelandas mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia pada masa prasejarah. Pada masa berikutnya, masyarakat mengembangkan teknik roda putar (pottery wheel). Teknik buat gerabah ini menjadi salah satu acuan dalam menentukan kronologi relatif gerabah.

Saat ini, pecahan-pecahan gerabah tersebut sedang dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kronologi absolut dan komposisi mineralnya. Analisis non-laboratorium yang telah dilakukan menunjukkan bahwa gerabah Gunung Padang dibuat dari tanah liat yang dicampur dengan pasir.

Pecahan-pecahan gerabah ditemukan di luar teras pertama situs tersebut, tepatnya di sisi barat. Seperti telah diketahui, situs Gunung Padang merupakan bangunan berteras-teras atau berundak yang semakin ke belakang atau semakin ke selatan letaknya semakin tinggi.

Sementara itu, hasil ekskavasi Tim Terpadu Riset Mandiri pada pertengahan 2012 hanya menemukan satu pecahan gerabah di teras keempat. Temuan yang hanya satu tersebut pada 2012 menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana ritual di Gunung Padang pada masa prasejarah.

Dengan adanya temuan gerabah di sisi luar situs, tim memperkirakan bahwa ritual pada masa lalu dilakukan dengan berjalan kaki mulai dari kaki bangunan yang terletak di sisi utara. Peziarah atau umat religi tersebut kemudian mengambil air yang terdapat di sumur dan membawa air dalam wadah tembikar. Setelah melalui lebih dari 100 anak tangga batu, peralatan ritual tersebut ditaruh di sisi barat teras pertama. Kemungkinan penyucian diri dilakukan disini dengan menggunakan air yang telah dibawa dari bawah.

Benda-benda untuk bersuci tersebut tidak dibawa ke teras berikutnya, melainkan ditempatkan di luar teras. Seperti apa prosesi ritual selanjutnya masih akan diteliti tim sampai pertengahan 2013 ini. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini