Sukses

Survei IPMR: Elektabilitas Duet Dede-Lex Tertinggi

Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Dede Yusuf-Lex Laksamana meraih persentase pemilih terbesar dibanding 4 pasangan pesaing mereka.

Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Dede Yusuf-Lex Laksamana meraih persentase pemilih terbesar dibanding 4 pasangan pesaing mereka. Ini berdasarkan hasil survei Indonesia Political Marketing Research (IPMR) tingkat elektabilitas secara keseluruhan.

Chief Operation IPMR Farid Subkhan mengatakan, pasangan Dede-Lex meraih 35%. Dari angka itu, angka pemilih yang sudah benar-benar yakin 18,98%. Sedangkan pemilih yang belum yakin sebesar 16,10%.

"Jadi kalau lihat seperti ini tentu pasangan Dede dan Lex memiliki peluang besar. Tapi yang menarik, ternyata masih banyak yang memiliki peluang ke tempat lain (swing voter) 11,5%," ujar Farid dalam siaran pers di kantornya, Kuningan, Jakarta, Rabu (20/2/2013).

Lalu untuk pasangan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar, ucap Farid, memiliki tingkat elektabilitas 19,3%. Dari angka itu yang sudah yakin memilih sebanyak 15,31%, sedangkan yang belum yakin sebanyak 14,14%.

Sementara pasangan Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki berada di peringkat 3, yakni 15,7%. Untuk calon pemilih yang sudah yakin sebanyak 10,86% dan 4,85% belum yakin. "Jadi dari survei ini ada 3 kandidat yg berpeluang," ujar Farid.

Untuk pasangan Irianto Mahfudz dan Tatang Farhanul Hakim meraih angka elektabilitas 7,6%. Jumlah calon pemilih yang sudah yakin 2,88% dan 4,71% yang belum yakin.

Sedangkan duet Didik Mulyana Arief Mansur dan Cecep Nana Suryana Toyib berada di urutan terakhir dari 5 besar tingkat elektabilitas. Keduanya hanya meraih angka 0,7%, dengan jumlah calon pemilih yang sudah yakin 0,26% dan yang belum yakin 0,39%.

"Dan untuk swing voter di sini cukup tinggi yakni 11,5%. Swing voter memberi seluas-luasnya peluang ketiga kandidat ini untuk bagaimana mencuri star tingkat kepemilihan atau kepercayaaan pada Pemilukada Jabar," tandasnya.

Survei ini dilakukan 9-19 Februari 2013 dengan metode tatap muka untuk mengetahui tingkat popularitas, dukungan, elektabilitas, dan peta peluang dan ancaman suara dari masing-masing pasangan cagub Jabar.

"Survei politik ini memang banyak muncul saat ini, tapi kita bukan untuk membuat bingung. Kami hanya ingin memasukan survei dengan unsur marketing. Jadi kita ingin memberi edukasi kepada masyarakat," ujarnya.

Survei ini juga menggunakan metode proportionate multistage random sampling terhadap 764 calon pemilih Pilkada Jabar 2013. Sampel responden diambil secara proporsional dan dipilih acak di 25 kota atau kabupaten dan 54 desa atau kelurahan di Jabar.

"Survei ini bertujuan memberi persepektif positif, kita pengen hasil survei ini bukan untuk menambah bingung masyarakat, tapi memberi perspektif berbeda, dan memperkaya masyarakat Indonesia," ujar Farid.

Pemilihan kelurahan, RT, rumah, hingga responden yang diwawancarai di dalam rumah dipilih menggunakan metode random murni dengan bantuan table random. Survei ini menggunakan tingkat kepercayaan 95% dan margin of error pada angka 3,5%.

"Kalau kita telisik, masing-masing survei punya metode masing-masing. Maka itu masing-masing survei ada yang menilai calon gubernur yang menang Dede Yusuf, ada juga survei yang bilang akan menang Rieke Diah Pitaloka. Jadi masing-masing berbeda," tandasnya.(Ais)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.