Sukses

Ramalan Kiamat Baru: Paus Terakhir & Asteroid Pembawa Malapetaka

Sebuah ramalan menyebut Petrus Romanus akan menjadi Paus terakhir sampai kiamat terjadi.

Sejumlah ramalan kiamat terbukti omong kosong: Y2K, hari penghakiman 2011, dan yang terakhir "kiamat" Maya. Namun, seperti yang terjadi sepanjang sejarah, prediksi hari akhir dunia datang dan pergi.

Namun, keputusan mundur Paus Benediktus XVI yang mengejutkan, asteroid 2012 DA14 yang melayang dekat Bumi, dan meteorit yang tanpa peringatan meledak di langit Kota Chelyabinsk, Rusia menimbulkan kekhawatiran, di suatu titik, kehidupan bisa saja berakhir.

Sejumlah tanggal "kiamat" baru pun mengemuka: 2020, 2040, 2060, dan 2080. Dilengkapi dalihnya masing-masing. Salah satu tanggal  yang ditawarkan bahkan diklaim diprediksi ilmuwan besar, Sir Isaac Newton.

"Skrenario seperti ini bakal terus menerus datang," kata John Hoopes, arkeolog dari University of Kansas, yang mempelajari tentang prediksi kiamat, seperti dimuat situs sains, Live Science, (20/2/2013).

Apalagi, tambah Hoopes, mendekatnya Asteroid 2012 DA14 dan ledakan meteorit Rusia yang melukai 1.200 orang meningkatkan kecemasan akan kiamat, bahwa hari akhir akan dipicu tabrakan asteroid di masa depan.

Paus Terakhir

Sebelumnya, Paus Benediktus XVI menyatakan akan mundur 28 Februari 2013 mendatang. Dengan rendah hati, pemimpin Tahta Suci Vatikan itu mengakui keterbatasannya, fisik dan usia, untuk memimpin umat. Meski demikian, pernyataan Paus, tak ayal memicu obrolan hari kiamat.

Ini yang dijadikan dasar: pada tahun 1595, seorang biarawan Benediktus mempublikasikan sejumlah ramalan yang diklaim ditulis langsung oleh Uskup Agung abad ke-12, Santo Malachy.

Ramalan itu terdiri dari sejumlah frasa pendek, yang diklaim sesuai dengan seorang Paus di masa depan.

Misalnya kata "out of the guardian goose" dianggap mengacu pada Paus Alexander III (1159-1181), di mana jubah keluarganya memiliki gambar angsa.

Sementara, Paus Yohanes Paulus II (1978-2005) disebut cocok dengan frasa ke-110 dalam daftar, "from the labor of the sun" karena ia lahir dan dimakamkan pada hari-hari ketika ada gerhana matahari.

Itu berarti Benediktus XVI dijelaskan dalam frasa ke-111 "the glory of the olive" atau "kemuliaan zaitun". Sebuah orde yang didirikan Ordo Santo Benediktus, dengan simbol cabang zaitun. Meskipun Benediktus XVI sendiri bukan salah satu dari anggota ordo.

Dan sampailah pada ramalan -- yang ditolak mentah-mentah oleh Gereja Katolik dan diduga palsu. Baris ke-112 dibaca, "In the extreme persecution of the Holy Roman Church there will sit Peter the Roman, who will nourish the sheep in many tribulations; when they are finished, the city of seven hills will be destroyed and the dreadful judge will judge his people."

Atau dalam bahasa Indonesia: "Selama penganiayaan terakhir dari Gereja Roma, kursi akan diduduki oleh Peter dari Roma, yang akan memberi makan domba banyak kesengsaraan: dan ketika hal-hal ini selesai, kota tujuh bukit akan dihancurkan, dan Hakim yang berkuasa akan menghakimi umat-Nya."

Ramalan itu menyebut, Petrus Romanus akan menjadi yang terakhir sampai kiamat terjadi.

Teori yang sama sekali tak ilmiah itu memiliki keuntungan karena melibatkan Gereja Katolik, lembaga yang sering dituduh menyimpan konspirasi. "Konspirasi sering  dijadikan komponen teori kiamat populer," kata Hoopes.

Ramalan Newton

Sejumlah ahli numerologi menyebut kiamat akan terjadi pada 2040 maupun 2080, dengan mengklaim interpretasi tersebut berasal dari teks Yahudi Talmud dan kitab suci Islam Al Quran -- padahal dalam ajaran Islam, kiamat adalah rahasia Yang Maha Kuasa.

Sementara Jeane Dixon, yang disebut meramalkan pembunuhan John F. Kennedy, menyatakan bahwa kiamat akan datang pada 2020. Meski ramalannya selama ini banyak yang meleset, seperti meramalkan kematian Fidel Castro pada 1968, dan sistem dua partai di AS akan lenyap pada 1978. Salah total!

Namun, ketenaran Dixon tak ada apa-apanya dibanding Sir Isaac Newton, matematikawan terkenal menemukan teori gravitasi.

Menurut Stephen Snobelen dari University of King College di Nova Scotia, yang telah meneliti tulisan-tulisan Newton, sang ilmuwan besar pernah memprediksi kiamat akan terjadi pada 2060.

Tapi ramalan Newton punya alasan, seperti yang pernah ia tulis, "kiamat mungkin akan terjadi nanti. Namun tak ada alasan kiamat akan terjadi lebih cepat. Ini (2060) saya sebut bukan untuk menegaskan kapan akhir zaman terjadi, tapi untuk menghentikan ulah pria aneh yang sering memprediksi akhir zaman." (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini