Sukses

Ahok Tawari Subsidi Miliaran Bagi RS yang Sediakan Kelas III 75%

Penolakan Dera dikarenakan kapasitas ruang inap kelas III bagi miskin di rumah sakit di Jakarta, tidak mencukupi.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama menyesalkan sikap rumah sakit yang menolak balita Dera Anggraini yang akhirnya harus kehilangan nyawanya. Wakil Gubernur yang biasa disapa Ahok itu menilai, penolakan Dera dikarenakan kapasitas ruang inap kelas III bagi miskin di rumah sakit di Jakarta, tidak mencukupi.

Maka itu, Ahok memerintahkan kepada Kepala Dinas Kesehata DKI Jakarta untuk memberikan tawaran kepada seluruh pengelola rumah sakit di Jakarta. Tawarannya, bila mampu membangun rumah sakit dengan kuota 75 persen jumlah kelas III bagi warga miskin, maka pemprov DKI Jakarta akan memberikan subsidi yang besar.

"Saya bilang kepada Kepala Dinas Kesehatan DKI, siapa pun yang bangun RS, kami akan kasih lepas dan kebebasan. Asalkan dia bisa ngasih ke kita sebanyak 75 persen ruang rawat inap kelas III," kata Ahok di Balaikota, Jakarta, Senin (18/2/2013).

Pemprov DKI juga bersedia akan menghibahkan alat kesehatan pendukung senilai miliaran rupiah kepada rumah sakit. Sehingga penanganan kesehatan bagi warga miskin tetap optimal mendapatkan layanan kesehatan melalui peralatan-peralatan kesehatan yang lengkap.

Aturan yang ada saat ini, kata Ahok, setiap rumah sakit harus mempunyai ruang rawat inap kelas III bagi rakyat miskin minimal 25 persen. Walau hampir seluruh rumah sakit di DKI Jakarta sudah memenuhi syarat, namun jumlah kelas III dirasa tetap kurang.

Karena itu Ahok menawarkan subsidi besar kepada pihak rumah sakit swasta khususnya, bila mau membangun sebanyak 75 persen ruang kelas III bagi rakyat miskin.

"Makanya kita harus dorong swasta update ruangannya lebih banyak kelas III. Siapa yang bangun RS, khususnya RS pendidikan ya, kayak Rumah Sakit Islam. Kita bantu mau koefisien luas bangunan (KLB) berapa tingginya, kita bantu asal kelas III-nya diatas 60-75 persen," kata Ahok. (Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini