Sukses

Dianggap Kebiri Kewenangan Anas, Eks Pendukung SBY Kecewa

Diantara mereka yang kecewa adalah Rizal, Ketua Umum Solidaritas Menangkan SBY pada pemilu 2004-2009 lalu. Ia mengaku kecewa atas sikap SBY yang dinilai tidak negarawan.

Sikap Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono yang dianggap telah 'mengkebiri' kewenangan Ketua Umum PD Anas Urbanigrum lantaran diminta untuk konsentrasi masalah hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi, menuai polemik diberbagai kalangan.

Diantara mereka yang kecewa adalah Rizal, Ketua Umum Solidaritas Menangkan SBY pada pemilu 2004-2009 lalu. Ia mengaku kecewa atas sikap SBY yang dinilai tidak negarawan. Betapa tidak, SBY hampir sepekan ini terlihat lebih mengurusi partai daripada rakyat.

"SBY itu lebih baik urusi negara, jangan urusi partai karena ruang lingkup partai itu kecil. SBY kurang mencerminkan sosok negarawan, jangan sampai nanti SBY disebut publik sebagai Bapak Partai," kata Rizal usai menjenguk Anas di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (11/2/2013).

Rizal juga mengaku menyesal ikut andil memenangkan SBY menjadi Presiden selama dua periode itu. Ia begitu kecewa melihat prilaku SBY. Apalagi sikap inkonsisten SBY yang pernah menyampaikan bahwa pejabat publik agar tidak mengurusi parpol.

"Katanya SBY tidak mau mengurusi partai, tapi kok kenyataannya berbeda. Kebijakan yang jelas tidak sesuai kenyataan," ucap Rizal yang memakai kemeja putih saat membesuk.

Ia menambahkan, kondisi rakyat yang tengah berada dalam kegalauan ekonomi lebih perlu mendapat perhatian Presiden. Oleh sebab itualah, masalah internal partai cukup diserahkan kepada Anas.

Jika tindakan SBY dengan membentuk Majelis Tinggi Partai hanya untuk melengserkan Ketum, hal itu tidak sesuai dengan cita-cita berdirinya Demokrat itu sendiri. Anas pun selaku politisi muda telah disakiti oleh Ketua Dewan Pembinanya sendiri yang notabene adalah Presiden.

"Kalau begitu caranya, Anas ini adalah tokoh muda yang dizalimi SBY," pungkas Rizal. (Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini