Sukses

Kronologi Annisa Azwar Melompat Versi Sopir Angkot

Takut jadi korban kejahatan, Annisa Azwar memilih melompat dari angkutan kota (angkot) U10 jurusan Pademangan, Jakarta Utara.

Takut jadi korban kejahatan, Annisa Azwar memilih melompat dari angkutan kota (angkot) U10 jurusan Pademangan, Jakarta Utara. Ia terluka parah, terutama di bagian kepala. Sempat bertahan empat hari, mahasiswi 20 tahun itu akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

Kini polisi menahan sopir angkot U 10 jurusan Pluit-Sunter Permai, Jamal Bin Jamsuri. Dari balik tahanan, pria 36 tahun itu mengungkap kronologi kejadian Rabu 6 Februari lalu.

Ia mengatakan, sebelum kejadian, ia ngetem alias menunggu penumpang di sekitar BI. "Tepatnya di Stasiun Beos jurusannya ke Tanah Pasir arah Pluit," kata dia, Senin (11/2/2013).

Dari Beos itu ada 14 penumpang naik, 13 di antaranya turun di Tanah Pasir. Satu orang tertinggal, korban Annisa. "Saya tanya, 'Mbak, kok nggak turun'," kata Jamal.

"Saya mau ke Pademangan," kata Jamal, menirukan korban.

Pria itu berdalih, korban salah naik angkot. "Karena saya kasihan sama dia, saya antar dia ke arah semula dia naik, ke Stasiun Beos. Terus saya mutar ke arah Jembatan Tiga, terus ke Bandengan, terus Penjagalan, sampe naik jalan layang untuk menghindari macet kira- kira jam 15.30," kata dia.

Dari jalan layang itu, Jamal mengaku saat menengok ke belakang, korban sudah loncat. "Padahal itu sudah benar arahnya ke arah Stasiun Beos pas ngetem semula saya di situ," kata dia.

Saat korbannya jatuh, Jamal mengaku sempat menolong. "Saya langsung tolongin bawa ke RS naik bajaj dan polisi setempat juga sudah tahu," kata dia.

Ia bersikukuh, tak dengar korban minta berhenti. "Saya tidak tahu kalau korban meminta saya untuk berhenti, korban posisinya di kursi belakang soalnya suara bising juga, saya tidak bisa dengar," kata dia. "Saya tidak ada niatan buruk, saya cuma ingin menolong korban saja karena dia salah naik angkot."

Keluarga Tak Percaya

Sebelumnya, keluarga mengaku tak yakin, Annisa sekonyong-konyong meloncat dari angkot yang melaju, jika tak ada alasan kuat.

Keluarga sempat bertemu Jamal dan melontarkan pertanyaan penting: mengapa mobil tak dihentikan saat Annisa minta turun.

"Dari keterangan sopir, dia bilang tidak mendengar Annisa minta berhenti," kata kakak sepupu Annisa, Rika Bandari, dalam perbincangan dengan Liputan6.com, Senin (11/2/2013).

Menurut Rika, ada yang janggal dari pengakuan sopir itu. Alasannya, bila si sopir tidak mendengar Annisa minta turun mengapa sopir mengetahui posisi duduk Annisa yang sudah berpindah-pindah. Annisa, kata Rika, awalnya duduk di kursi paling belakang, lalu pindah ke tengah sampai ke kursi kayu dekat pintu.

"Si sopir tahu itu. Itu artinya mereka ada komunikasi dan perbincangan itu hanya mereka berdua yang tahu. Dan sekarang Annisa sudah tiada," sesal Rika. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.