Sukses

MPR: Rakyat Sekarang Alergi Parpol

Setelah pintu demokrasi dibuka pasca-refomasi 1998, masyarakat mulai tak percaya terhadap partai-partai politik.

Setelah pintu demokrasi dibuka pasca-refomasi 1998, masyarakat justru mulai tak percaya terhadap partai-partai politik. Lantaran apa yang diharapkan masyarakat secara umum terkait peningkatan kesejahteraan dan pemberantasan korupsi belum terwujud.

"Pasca-reformasi membuat parpol mendapatkan citra terburuk. Bahkan sekarang masyarakat itu alergi dengan partai politik," kata Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Syarifudin saat menjadi pembicara dalam diskusi Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) di Kantor Formappi, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (7/2/2013).

Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini juga menjelaskan, tingkat kepercayaan publik pasca-reformasi terhadap partai politik sangat menurun. Celakanya, banyak masyarakat yang anti terhadap partai politik dan tak ingin bergabung untuk mewujudkan pemerintahan yang diharapkan.

Peran parpol di setiap negara, termasuk Indonesia, menurut Lukman, sangat besar. Karena partai politik merupakan tulang punggung terciptanya pemerintahan yang didambakan masyarakat.

"Padahal partai merupakan institusi yang sangat vital dalam negara. Di sini kontradiktifnya, masyarakat berharap DPR bersih berkualitas, tapi masyarakat alergi dengan parpol," terangnya.

Karena itu Lukman menilai, munculnya ketidakpercayaan publik terhadap parpol yang semakin sistemik disebabkan adanya gerakan-gerakan yang dibuat kelompok tertentu, dalam melakukan deparpolisasi. Karena itu, saat ini harus ada perubahan sistem partai politik yang bisa dapat dipercaya masyarakat. Sehingga masyarakat tidak alergi terhadap parpol.

"Tapi memang karena sistem yang membuat partai-partai itu tidak banyak pilihan dalam berkembang. Atau mungkin ada gerakan-gerakan deparpolisasi yang bekerja secara sistematis, sehingga membuat masyarakat menjadi alergi," ujar Lukman.(Ais)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini