Sukses

SBY Ibadah Umrah, Mohon Petunjuk Selamatkan Demokrat

SBY minta KPK segera mengusut dan menuntaskan kasus yang diduga melibatkan kader Demokrat, termasuk Anas Urbaningrum.

Dari Abuja, Nigeria, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertolak ke Arab Saudi. Untuk bertemu dengan Presiden Islamic Development Bank (IDB) dan sejumlah pebisnis ternama. Di tengah perjalanan itu, kabar tak menyenangkan datang dari tanah air. Soal Partai Demokrat.

Hasil survei Saiful Mujani, Research and Consulting (SMRC), yang menyebut, Partai Demokrat diperkirakan hanya meraih 8 persen dalam Pemilu 2014, melecut wacana melengserkan Ketua Umum Anas Urbaningrum. Demi menyelamatkan partai pemenang Pemilu 2009 itu.

Terkait itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat mengatakan, setelah kunjungan kenegaraan ia akan melakukan ibadah umrah. Doa khusus akan dipanjatkan, meminta petunjuk terkait kisruh partainya.

"Saya akan memohon petunjuk Allah agar saya dituntun mengambil keputusan yang baik. Menyelamatkan Partai Demokrat tentu solusi yang akan saya pilih. Nanti tentu benar-benar rasional. Semua itu bisa terlaksana setelah mendapat ridho dari Allah," ujar Yudhoyono di Jeddah, Senin (4/1/2013).

SBY berjanji akan segera memberikan keputusan."Jika sudah selesai ibadah, saya akan berikan pernyataan. Saya akan lihat nanti yang paling baik seperti apa," kata Yudhoyono lagi.

Yudhoyono menambahkan, yang dibutuhkan Partai Demokrat saat ini adalah solusi dan menemukan faktor-faktor yang menyebabkan merosotnya dukungan partai menjadi 8 persen.

Selain itu, Presiden juga memohon kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk segera menyelesaikan kasus korupsi secara konklusif. "Apa yang dilakukan oleh sejumlah kader Demokrat itu, kalau salah ya kami terima memang salah. Kalau tidak salah maka kami juga ingin tahu kalau itu tidak salah," kata dia.

Termasuk mengenai dugaan keterlibatan Anas Urbaningrum.  "Termasuk Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbanigrum, yang juga diperiksa dan dicitrakan publik secara luas  di tanah air sebagai bersalah atau terlibat dalam korupsi," tandas Yudhoyono. (Ant/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini