Sukses

Pengamat: PKS Bakal Terkena Tsunami Politik

Sebagai partai yang berazaskan agama kasus suap ini tentu saja sangat mencoreng dan berpengaruh di kalangan bawah para pemilih PKS.

Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfie Hasan Ishaaq telah ditetapkan sebagai tersangka suap impor daging sapi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Sebagai partai yang berazaskan agama hal tersebut tentu saja sangat mencoreng dan berpengaruh di kalangan bawah para pemilih PKS. Apalagi jika nantinya ditemukan bukti terdapat jajaran elit PKS lain yang ikut terlibat dalam pusara tersebut.

Demikian hal tersebut disampaikan pengamat politik, Burhanuddin Muhtadi pada acara diskusi yang digelar di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (2/2/2013). "Jika nanti Lutfie Hasan terbukti tidak bermain sendiri dan ada elit PKS yang ikut terlibat maka ini akan jadi tsunami politik di tubuh PKS," ujar Burhanuddin.

Menurut Burhanuddin, prahara yang menimpa PKS menjelang Pemilu 2014 ini juga tidak akan mudah diselesaikan. Lantaran PKS selama ini adalah partai yang dikenal konsen pada pemberantasan korupsi maka hal inilah yang akan menjadi bumerang.

"Tobat nasional PKS itu bagus jika dilakukan sebelum ada masalah ini. Tapi jika setelah presidennya ditetapkan menjadi tersangka baru akan dilakukan tobat, maka yang muncul nanti adalah ungkapan presidennya yang korupsi kok yang diajak tobat semuanya," ujar Burhanuddin.

Sebelumnya, KPK menetapkan lutfie Hasan Ishaaq sebagai tersangka sehari setelah operasi tangkap tangan yang dilakukan penyidik KPK terhadap dua orang pengusaha impor daging sapi dari PT Indoguna Utama. Keduanya ditangkap setelah terbukti memberikan uang kepada orang dekat Lutfie, Ahmad Fathana sebesar Rp 1 miliar.

Uang tersebut diduga sebagai suap kepada Lutfie Hasan Ishaaq yang saat itu menjabat sebagai presiden PKS agar menekan Menteri Pertanian yang juga kader PKS untuk memberikan jatah kuota impor lebih banyak kepada PT Indoguna Utama. (Ary)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini