Sukses

Jokowi Diminta Bangun Early Warning System Banjir

Gubernur DKI Jakarta Jokowi diminta untuk membangun early warning system atau sistem peringatan dini banjir dan pola mitigasi bencana.

Gubernur DKI Joko Widodo atau Jokowi diminta untuk membangun early warning system atau sistem peringatan dini banjir dan pola mitigasi bencana yang lebih baik. Mantan Walikota Solo ini juga diminta meningkatkan koordinasi antarpemerintah setempat di daerah penyangga dan lembaga dalam pembagian kewenangan mengatasi banjir.

"Saya sangat prihatin musibah banjir yang lalu telah menewaskan 38 warga Jakarta. Catatan pertama saya, dari semua konsep yang diusulkan kunci untuk mengantisipasi banjir adalah penerapan early warning system dan mitigasi bencananya," kata anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Kamis (31/1/2013).

"Kita harus membangun kesadaran masyarakat Jakarta bahwa mereka tinggal dan hidup di daerah bencana, sehingga mereka harus bersahabat dengan banjir," ujarnya.

Sigit menilai, sistem tersebut belum berjalan dengan baik di ibukota. Hal itu, menurutnya, terlihat saat penanganan korban banjir beberapa waktu lalu.

"Kami melihat manajemen informasi mengenai banjir terlambat sampai ke masyarakat, sehingga penanganan menjadi terkendala. Distribusi logistik dan relawan terpusat di sejumlah tempat. Seharusnya hal ini tidak terjadi jika early warning system dan mitigasi bencananya sudah terbangun dengan baik. Apalagi banjir sudah jadi langganan di Jakarta," ucapnya.

Dia meminta Jokowi mulai membangun kepedulian masyarakat akan bencana banjir yang rutin terjadi di Jakarta setiap tahun. Tak hanya kepedulian terhadap lingkungan, tapi juga kepedulian untuk bersahabat dengan bencana.

Sigit juga menilai koordinasi antarlembaga, seperti pemerintah pusat, Pemprov DKI, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam penanganan bencana masih lemah.

"Selama ini, koordinasi antarlembaga dan instansi yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana masih lemah. Baru terasa ketika bencana sudah terjadi. Padahal, penyelenggaraan bencana tidak hanya saat bencana dan pascabencana, tapi juga pra bencana sehingga korban jiwa dan kerugian material bisa diminimalisir," pungkasnya. (Adi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.