Sukses

Status Tanggap Darurat Banjir Jakarta Berakhir

Selanjutnya dinyatakan masa transisi darurat mulai tanggal 28 Januari sampai 26 Februari 2013.

Status tanggap darurat banjir di Jakarta resmi dinyatakan berakhir. Kini, Jakarta masuk ke masa transisi darurat yang berlaku hingga 26 Februari 2013.

Pencabutan status tanggap darurat itu diambil dalam rapat koordinasi evaluasi penanganan banjir Jakarta yang dilakukan Senin (28/1/2013) di Posko Nasional Penanggulangan Bencana Banjir, Kantor Kementerian Pekerjaan Umum.

"Tanggap darurat banjir Jakarta oleh Gubernur dinyatakan telah berakhir tanggal 27 Januari 2013. Selanjutnya dinyatakan masa transisi darurat mulai tanggal 28 Januari sampai 26 Februari 2013," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Senin (28/1/2013).

Sutopo menjelaskan, transisi darurat banjir ini dilakukan karena di lapangan saat ini masih terdapat berbagai masalah yang harus segera dituntaskan. Seperti pengungsi hingga 28 Januari pukul 12.00 WIB tersisa 1.228 orang yang tersebar di 2 lokasi.

"Ada 28 Orang di Keluarahan Pengadegan Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan dan 1.200 orang di Rumah Susun RW 17 Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara sebanyak 313 KK (Kepala Keluarga-red). Masalah lain adalah penyediaan air bersih, sampah yang menutupi sungai dan waduk, sanitasi, tanggul bocor, listrik, dan sebagainya," paparnya.

Rapat yang dihadiri berbagai Kementerian atau Lembaga, TNI, Polri dan Pemda DKI Jakarta ini juga menyepakati beberapa hal penting lainya. Diantaranya posko penanganan darurat DKI Jakarta yang selanjutnya dioperasikan sebagai posko transisi darurat dengan organisasi yang lebih ramping, sesuai kebutuhan pelaksanaan transisi darurat menuju pemulihan dengan didukung perkuatan posko di 5 wilayah kota.

Lebih lanjut Sutopo mengatakan, penanganan infrastruktur sungai dan pengendali banjir oleh Kementerian PU dibahas lebih lanjut pada Rabu 30 Januari 2013. Strategi penanganan, pembersihan dan pengangkutan sampah terkait dengan kecenderungan bertambahnya volume sampah rumah tangga selain sampah banjir juga menjadi isu penting dalam pembahasan ini.

"Kementerian Kesehatan terus menyiagakan posko kesehatan dan tenaga kesehatan untuk memonitor dan antisipasi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang mungkin terjadi pascabencana, serta mendorong kegiatan fogging, lysolisasi di daerah tidak saja didaerah pascabanjir, tetapi juga di wilayah sekitar termasuk kabupaten atau kota di sekitar DKI Jakarta.

Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca dengan metode Jumping Process dan Kompetisi Awan, kata Sutopo, juga diharapkan dapat menghambat kejadian hujan sampai 30 persen. "BMKG akan memberikan informasi terkait dengan kemungkinan cuaca ekstrim dan mendukung pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca dengan prakiraan data cuaca tersedia."

Kendati Sutopo menambahkan, pelaksanaan transisi darurat menuju pemulihan akan tetap memperhatikan akuntabilitas pelaksanaan anggaran. (Ary)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.