Sukses

Takut Dipenjara, Ahok Tunda TV dan Kulkas di Rusun Marunda

Warga yang mau pindah ke Rumah Susun Marunda dijanjikan mendapat perabotan rumah tangga lengkap.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, sebelumnya menjanjikan warga penghuni rumah-rumah liar di Waduk Pluit yang mau pindah ke Rumah Susun Marunda, akan mendapat perabotan rumah tangga lengkap.

Namun, untuk televisi dan kulkas harus ditunda lebih dulu. Mengapa?

Rupanya ada perbedaan tafsir. "TV sama kulkas dianggap bukan kebutuhan. Jadi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menafsirkan itu bukan kebutuhan mendasar," papar Ahok, sapaan akrab, Basuki Tjahaja Purnama, di sela-sela jamuan makan malam kunjungan Presiden Junior Chamber International (JCI) di ruang Balai Agung, Balai kota, Jakarta Pusat, Jumat (25/1/2013).

"Sedangkan tafsiran saya, TV dan kulkas merupakan kebutuhan orang di Jakarta. Orang tidak bisa lagi hidup tanpa TV dan kulkas sekarang ini."

Meski tertunda, Ahok akan berusaha sekuat tenaga untuk menepati janjinya. "Kami tetap akan sediakan. Tapi, kami tidak bisa pakai dana darurat APBD," ungkapnya.

Untuk sementara,  Ahok mengaku  takut apabila terlalu memaksakan kehendaknya untuk menfasilitasi TV dan kulkas bagi penghuni Rusun Marunda. Salah-salah dia malah bisa dipenjara.

"Ya sudah kalau tidak bisa. Kami selalu ada pendampingan BPKP. Kalau tidak ya, kami tidak berani. Bisa masuk penjara," terangnya.

Seperti yang sudah diberitakan, Ahok akan memindahkan seluruh warga penghuni rumah-rumah liar di Waduk Pluit. Sejumlah tawaran manis dijanjikan lelaki yang akrab disapa Ahok ini kepada warga tersebut. Tak tanggung-tanggung, lebih dari Rp 70 miliar dana digelontorkan.

"Sampai mukena, sajadah saya siapkan semua, pindahkan selamanya. Masing-masing rumah yang berisi 2 kamar tidur ini akan diisi beragam furniture yang dianggarkan Rp 3-5 juta per unitnya. Jadi ada 3 lokasi, 1 lokasi ada 12 tower, ada kamar tidur, kamar mandi, ada gas, TV, bantal, sprei dikasih," kata Ahok di Balaikota, Jakarta, Senin (21/1/2013).(Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini